Walikota Makassar, Sebut Iyuran Sampah dan Serangam Sekolah Gratis

Walikota Makassar Arifuddin 

Makassar Media Duta,- Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham akan memimpin Kota Makassar periode 2025-2030. 

Mereka siap bergerak cepat untuk merealisasikan program-program prioritas.

Dalam Podcast Gebrakan Sang Pemimpin yang tayang di YouTube Tribun Timur, Rabu (26/2), Appi, sapaan Munafri, memaparkan seperti apa komitmennya membangun Makassar.

Dipandu Host Fiorena Jieretno, berikut petikan wawancaranya:

Perasaan Anda terpilih?

Saya sulit menggambarkan perasaan ini dengan kata-kata. Namun, yang paling penting adalah mensyukuri hasil yang telah kita raih. Ini di luar ekspektasi kami, sehingga saya merasa sangat bersyukur.

Alhamdulillah, kerja keras seluruh pihak yang terlibat membuahkan hasil yang sangat baik dan KPU telah menetapkan kami sebagai pemenang.

Faktor penentu kemenangan?

Saya melihat ini sebagai kontestasi yang ketiga bagi saya. Kami belajar dari pengalaman sebelumnya. Mungkin perlu dicatat, saya ini (setahu saya) satu-satunya orang di Indonesia yang ikut Pilkada tiga kali dalam enam tahun.

Pertama tahun 2018 dan kalah melawan kotak kosong. Karena itu, harus diadakan pemilihan ulang untuk mendapatkan kepala daerah definitif. Dua tahun kemudian, tahun 2020, saya bertarung lagi dalam situasi pandemi Covid-19 dan kalah lagi. Lalu, muncul peraturan bahwa akan ada Pilkada serentak pada tahun 2024.

Waktu singkat sebuah keuntungan?

Ini memberikan peluang untuk terus menjaga konstituen dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Selain itu, di antara Pilkada 2020 dan 2024, saya juga ikut Pileg dan berhasil masuk ke DPRD provinsi. Ini membuat saya terus aktif dalam politik dan menjaga komunikasi dengan masyarakat.

Di awal survei, meskipun belum berpasangan, posisi kami selalu teratas. Lalu, saat saya berpasangan dengan Ibu Aliyah yang memiliki basis massa kuat serta konstituen yang jelas, kekuatan kami semakin solid. Ditambah lagi, ada pengaruh Pak Ilham yang pernah menjabat dua periode sebagai Wali Kota Makassar. Ini menjadi sinergi yang sangat kuat.

Persiapan cukup matang?

Sangat matang. Kami mempersiapkan ini sejak 2017, jadi bisa dibilang perjalanan ini berlangsung hampir tujuh tahun. Dalam kurun waktu itu, kami tidak vakum. Saya juga menjadi CEO PSM Makassar yang saat itu mendapat perhatian besar dari masyarakat.

Saat saya pegang PSM, klub ini dalam proses kembali ke liga profesional setelah disanksi FIFA. Alhamdulillah, ada prestasi yang kami raih, dan itu semakin meningkatkan pengenalan serta keterpilihan saya di mata masyarakat Makassar.

Beban setelah terpilih Wali Kota?

Tentu ada masa-masa yang harus kita lewati. Setelah masa di PSM, masyarakat mungkin melihat keberhasilan yang kami raih di sana.

Namun, kami kemudian mencoba membuat perencanaan yang lebih besar, yakni mengurus seluruh masyarakat Makassar.

Kalau PSM itu bisa dikatakan sebagai miniatur warga Kota Makassar karena di dalamnya hadir berbagai profesi dan kelompok masyarakat.

Ini menjadi contoh bagaimana sistem pengelolaan bisa diterapkan dalam skala yang lebih besar.

Pengalaman panjang politik?

Penantian selama hampir tujuh tahun tentu berbeda dengan mereka yang baru muncul. Tingkat keterkenalan dan penerimaan di masyarakat juga pasti berbeda.

Jika kita terus menjaga hubungan dengan masyarakat dalam waktu yang lama, tentu dampaknya akan berbeda dibandingkan dengan mereka yang baru saja memproklamirkan diri untuk maju.

Dua kali memilih pasangan perempuan, alasannya?

Ada kekuatan elektoral dari perempuan yang bisa membantu meningkatkan dukungan. Ada pemilih yang cenderung memilih calon perempuan dan ada juga yang melihat kombinasi laki-laki dan perempuan sebagai pasangan yang ideal.

Pada dasarnya, laki-laki dan perempuan itu sama saja, tergantung tingkat elektabilitas, penerimaan masyarakat, dan kesukaan publik. Kebetulan, di dua kesempatan kami melihat bahwa elektabilitas calon perempuan yang kami pilih sangat baik.

Terbukti dalam survei?

Di berbagai survei untuk posisi Wakil Wali Kota, nama Ibu Aliyah selalu menempati posisi tertinggi. Jadi, ini bukan hanya soal gender, tapi bagaimana kombinasi yang ada bisa saling melengkapi dalam strategi politik.

Filosofi tagline MULIA?

Saya rasa ini memang sudah jalannya. Itu singkatan nama kami. Namun, lebih dari sekadar akronim, kami ingin menjadikan MULIA sebagai core value dalam proses pembangunan.

Kata MULIA memiliki arti yang sangat tinggi, sesuatu yang diinginkan semua orang. Ini bukan sekadar nama, tetapi juga doa. Kami ingin menurunkannya menjadi program kerja yang nyata bagi masyarakat.

Bagaimana Anda melihat Makassar?

Saya selalu menganalogikan Kota Makassar seperti sebuah taman bunga. Taman ini dipenuhi dengan bunga-bunga berwarna-warni yang melambangkan keberagaman dan potensi kota. Namun, taman ini juga tumbuh bersama semak belukar yang menghalangi keindahannya.

Dibutuhkan seorang tukang taman yang piawai untuk membersihkan semak belukar tersebut, sehingga keindahan taman ini bisa terlihat.

Jika taman bunga ini tertata dengan baik, bukan hanya manusia yang datang menikmati keindahannya, tetapi juga lebah dan kupu-kupu. Harapan saya, Makassar bisa mencapai kondisi seperti itu—sebuah kota yang tertata, maju, dan menarik bagi semua orang.

Momen berkesan selama kampanye?

Ketika bertemu masyarakat yang berbagi cerita tentang kehidupan mereka. Salah satunya, saya bertemu warga di wilayah utara Makassar yang harus mengeluarkan uang ekstra setiap musim kemarau hanya untuk membeli air bersih, padahal ini adalah kebutuhan dasar yang seharusnya menjadi hak mereka.

Ada juga cerita tentang anak-anak yang enggan pergi ke sekolah karena merasa minder—hanya karena seragam mereka tidak baru seperti teman-temannya.

Ini mungkin terlihat sepele, tetapi sangat berdampak pada pendidikan mereka.

Setiap wilayah ada tantangan?

Punya cerita dan permasalahannya masing-masing. Karena itu, untuk mengelola Makassar, kita butuh fleksibilitas tinggi agar pendekatan yang dilakukan bisa sesuai dengan kebutuhan di setiap wilayah.

Soal banjir Makassar?

Menghilangkan banjir secara langsung itu mustahil. Namun, kita bisa mulai mengurai dan mengurangi daerah yang menjadi langganan banjir. Identifikasi masalah harus cepat kita respon karena ini adalah persoalan yang datang secara rutin. 

Jangan hanya memperbaiki saluran saat musim hujan tiba. Kita harus tahu sejak dini apa yang menjadi permasalahan utama, di mana titik kritisnya, dan apakah ini menjadi kewenangan kita atau butuh koordinasi dengan pihak lain. Yang jelas, yang terdampak adalah warga jadi kita harus bertindak.

Faktor lain perlu diperhatikan?

Masyarakat juga perlu berperan aktif. Contohnya, banyak saluran air yang ditutup beton, sehingga sulit dibersihkan.

Ada juga yang membuang sampah sembarangan, padahal itu salah satu penyebab banjir. Kesadaran masyarakat harus meningkat agar kita bisa bersama-sama cegah banjir.

Langkah strategis atasi banjir?

Kita perlu membuat blueprint alur pembuangan air di Makassar. Ini butuh waktu dan anggaran, tapi kalau tidak dilakukan masalahnya akan terus berulang.

Harus ada program jangka pendek, menengah, dan panjang agar setiap tahun ada progress dalam mengurangi potensi banjir.

Mungkinkah Makassar punya stadion baru?

Harapan itu tentu ada. Namun, tidak semua harus ditanggung pemerintah kota. Kita bisa bekerja sama dengan pihak ketiga atau investor untuk membangun stadion.

Animo masyarakat terhadap sepak bola sangat tinggi, lahan masih tersedia, dan ada kemungkinan bekerja sama dengan aset pemerintah provinsi.

Jika ada pihak yang mau berinvestasi, kita akan dukung. Pembangunan stadion akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan UMKM di sekitar stadion.

Penyebab partisipasi pemilih turun?

Ini fenomena yang perlu kita evaluasi. Bisa jadi masyarakat merasa apatis terhadap sistem pemilu atau merasa hasilnya sudah bisa ditebak. Sosialisasi harus lebih masif agar masyarakat paham pentingnya menggunakan hak pilihnya.

Pilkada adalah kesempatan mereka untuk menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan.

Program prioritas yang jadi fokus utama?

Kami memiliki tujuh program prioritas. Yang pertama adalah realisasi pembayaran sampah gratis. Kemudian, seragam sekolah gratis karena ini mendekati tahun ajaran baru. Program lain akan dijalankan secara bertahap agar tidak kehilangan fokus.

Iuran sampah gratis berlaku umum?

Tidak semua. Kita akan mulai dari rumah tangga dengan batas tertentu, misalnya berdasarkan nilai properti. Rumah dengan nilai tinggi tentu tidak akan mendapatkan fasilitas ini. Program ini akan diuji coba terlebih dahulu sebelum diterapkan secara luas.

Cara Anda rekonsiliasi?

Pilkada hanya satu hari, tetapi persaudaraan selamanya. Tidak boleh ada lagi perbedaan yang menghambat pembangunan. Semua pihak harus bersama-sama membangun Makassar, termasuk calon lain yang memiliki ide-ide baik. Saya siap berdiskusi dengan mereka demi kemajuan kota ini.(hasriyani latif)

Posting Komentar untuk "Walikota Makassar, Sebut Iyuran Sampah dan Serangam Sekolah Gratis"