Di Indonesia, bisnis minyak sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Selama itu pula telah melahirkan raja-raja minyak dalam waktu berbeda yang membuktikan kecemerlangan industrinya di Indonesia.
Kecemerlangan industri minyak hari ini tak terlepas dari sosok perintis dan raja minyak pertama di Indonesia. Orang tersebut adalah Aeilko Jans Zijlker yang memulai industri pertambangan minyak dan membuka mata banyak orang soal besarnya potensi minyak di Tanah Air.
Berawal dari Ketidaksengajaan
Aeilko Jan Ziljker awalnya manajer di perusahaan tembakau, East Sumatra Tobacco Company, yang beroperasi di Deli, Sumatera Utara. Sebagai manajer, dia sering bertugas ke lapangan menginspeksi perkebunan tembakau milik perusahaan di berbagai daerah.
Selama bertahun-tahun menginspeksi tak ada yang berbeda dan spesial. Sampai akhirnya terjadi kejadian berbeda pada suatu hari di tahun 1880.
Sejarawan H.J De Graaf dalam Geschiedenis van Indonesie (1949) menceritakan, hari itu, usai inspeksi dan hendak pulang ke kantor, Ziljker terjebak hujan badai, sehingga membuatnya harus menepi di gubuk berbahan bambu. Dia tak sendirian, tetapi ditemani seorang warga lokal yang mengurusi kebun.
Setelah menunggu lama, hujan terus berhenti hingga siang berganti malam. Tak ingin gelap-gelapan, warga lokal itu berinisiatif membuat api dari obor.
Caranya mengambil tanah liat dari kubangan dekat gubuk lalu menyalakannya sampai jadi api. Melihat proses tersebut Ziljker heran sebab baru kali ini ada orang menyalakan api berbahan dasar tanah.
Beranjak dari rasa penasaran atas ketidaksengajaan itu, Ziljker rela berjalan jauh ke tempat yang sama keesokan hari.
Dia mencari tanah yang dimaksud dan ternyata bukan tanah biasa. Tercium menyengat aroma minyak. Warga Belanda itu menduga ada kandungan minyak di dalamnya. Dia pun membawa sampel tanah ke Batavia untuk diteliti.
Singkat cerita, dugaan Ziljker benar. Hasil laboratorium menyebut ada kandungan minyak di kubangan tanah. Sejak saat itu, dia ingin fokus berbisnis minyak.
Perintis Industri Minyak
Dalam History of the Royal Dutch, Volume One (1953) diketahui, temuan Ziljker bukan penemuan minyak pertama di Indonesia. Sebelumnya, minyak sudah ditemukan oleh beberapa orang.
Hanya saja, mereka tak melihat minyak sebagai komoditas primadona sebab masih kalah dengan hasil kebun dan pertanian. Alhasil, emas hitam dicueki begitu saja.
Namun, Ziljker punya sikap berbeda. Dia melihat minyak sebagai komoditas primadona dan ingin serius merintis industri minyak di Indonesia. Ini dilakukan karena perusahaan tembakau tempatnya bekerja mengalami penurunan pendapatan.
Maka, pria kelahiran 31 Mei 1840 itu kasak-kusuk mencari investor. Dia pergi ke Belanda menemui bos-bos perusahaan minyak, Royal Dutch. Dia juga mendatangi Sultan Langkat demi meminta izin pengeboran. Setelah investor dan izin beres, dia memulai pengeboran besar-besaran pada 15 Juni 1885.
Seperti dugaan awal, tanah tersebut mengandung banyak minyak. Saat mata bor menembus kedalaman 22 meter saja minyak langsung menyembur sebanyak 1.710 liter.
Lalu, di kedalaman 31 meter minyak keluar mencapai 8.640 liter. Sampai akhirnya, mata bor berhenti di kedalaman 121 meter dengan minyak keluar hingga ratusan ribu liter atau jutaan barel.
Sejak saat itu, Ziljker tercatat sebagai raja minyak dan perintis industri minyak di Indonesia. Kelak, temuan tersebut dinamai sebagai kilang Pangkalan Brandan yang juga menjadi ladang minyak terbesar di Sumatera.
Namun, kendali Ziljker atas Pangkalan Brandan tak berlangsung lama. Lima tahun usai penemuan, dia menjual kepemilikan ke Royal Dutch.
Operasional dijalankan oleh Bataafsche Petroleum Maatchappijh yang dimiliki Royal Dutch dan Shell. Setelahnya, pengeboran dan produksi minyak makin dahsyat hingga jutaan barel per tahun. Sampai sekarang, Pangkalan Brandan pun masih beroperasi di bawah Pertamina.
Temuan Ziljker berhasil membuka mata banyak orang soal potensi besar industri minyak Tanah Air. Apalagi terbukti jika minyak bisa membuat orang kaya raya secara cepat.
Memasuki tahun 1900, banyak orang dan perusahaan melakukan hal sama. Beralih dari komoditas perkebunan ke pertambangan yang membuat minyak keluar dari darat dan laut Indonesia.
(mfa/mfa)
Posting Komentar untuk "Raja Minyak Pertama RI, Yang Kuasai Kilang Terbesar di Sumatera"