Sebagai makhluk social, manusia selalu butuh hidup bermasyarakat dan saling menyayangi.
Nabi Muhammad saw bersabda “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari) Persaudaraan yang hakiki dapat tergambar dalam sikap saling menyayangi.
Pada taraf persaudaraan yang hakiki, sikap seperti ini terpatri di dalam diri seseorang, selalu mengingat kebaikan saudaranya (sahabatnya) meskipun dia jauh berkelana. Hal ini tergambar dalam makna Kelong berikut.
Manna bellai lampaku, /ᨆᨊ ᨅᨙᨒᨕᨗ ᨒᨄᨀᨘ
Tuli jaki kuu’rangi / ᨈᨘᨒᨗᨍᨀᨗ ᨀᨘᨕᨘᨑᨂᨗ
Bate lantanna / ᨅᨈᨙ ᨒᨈᨊ
Pangngainta rikalengku / ᨅᨂᨕᨗᨈ ᨑᨗᨀᨒᨙᨀᨘ
Arti bebasnya: Meskipun jauh aku berkelana, selalulah aku mengingat di kau. Karena sungguh sangat mendalam, kebaikan dan kasih - sayangmu padaku.
Menurut KH. Musthofa Bisri, makna hadis tersebut di atas, bahwa tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai sesuatu untuk saudaramu sebagai mana kamu mencintai sesuatu untuk dirimu.
Ia memberikan contoh yang mudah dipahami, yaitu: Saudaramu membuka warung (kemudian) laris. Kamu suka apa tidak ?
Tanya kepada dirimu. Kalau suka, maka anda masuk dalam golongan orang yang sempurna imannya. Artinya, ketika saudara kita bahagia dengan apa yang ia rasakan, maka kita juga harus ikut bahagia.
Kelong di atas menggambarkan betapa dalamnya persaudaraan yang hakiki, karena terbangun rasa kasih sayang dalam suka dan duka.
Merasa bahagia jika saudaranya berbahagia dan merasakan duka jika saudaranya berduka. Pupuklah persaudaraan yang hakiki untuk mencitai saudara-saudara kita sebagai mana mencintai diri sendiri. Semoga. Aamiin.
Pao-pao Gowa, Selasa, 4 Ramadan 1446 H / 4 Maret 2025 M.
Posting Komentar untuk "PERSAHABATAN YANG HAKIKI"