KEKAYAAN TIDAK ADA JAMINAN DAPAT HIDUP BAHAGIA

Oleh: BAHAKING RAMA.

Harta benda yang melimpah (kekayaan)  belum tentu dapat membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia. 

Banyak contoh kasus yang terjadi, kaya-raya tetapi tidak merasa bahagia karena tidak pandai bersyukur.

 Kehidupan rumah tangganya kurang harmonis atau tidak stabil. Bapak, ibu, dan anak kurang saling menghargai dan tidak menempatkan diri pada posisi yang tepat dan bijaksana.  Dalam hal ini, leluhur kita menuturkan dalam Kelong. 

ᨆᨊᨌᨚ  ᨈᨘᨀᨒᨘᨆᨎ /

ᨄᨘᨊ ᨈᨙᨊ ᨔᨘᨀᨘᨑᨘᨊ /

ᨒᨘᨔ ᨕᨈᨗᨊ /

ᨊᨈᨔᨊ  ᨄᨆᨕᨗᨊ /

Mannanjo Tukalumanynyang (meskipun orangnya kaya raya)

 Punna tena Sukkuru’na (tetapi tidak pandai bersyukur kepada Allah) 

 Lussa’ atinna (maka akan resah hatinya) 

 Natasannang pa’mai’na  (dan tidak senang perasaannya)

Siapa yang hatinya atau hidupnya  sibuk dengan akhirat,  maka Allah bahagiakan dia, walaupun dengan sesuatu yang sedikit.

 Siapa yang hatinya atau hidupnya  sibuk dengan dunia, maka setiap kali tangannya penuh dengan dunia tersebut, maka semakin miskin hatinya. 

Allah meletakkan rasa bahagia itu pada hambanya, bukan di atas harta dan uang, sehingga orang yang miskin hartapun tetap bisa merasakan bahagia.

Bahagia itu “kana’ah” (rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diperoleh)  Meskipun kaya harta tetapi tidak pandai bersyukur, maka hatinya akan resah dan tidak akan senang perasaannya. 

Dapat disimak Firma Allah; …Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari  arah yang tidak disangka-sangkanya. 

Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.

 Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Talaq (65), 2-3. 

Selanjutnya, Allah nerfirman;

"Dan  (ingatlah) tatkala Tuhanmu  memaklumkan; “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. Ibrahim (14), 7.

Allah sangat mencintai orang kaya yang pandai bersyukur (dermawan), tetapi lebih cita lagi kepada orang miskin yang pandai bersyukur (tidak kikir).

 Allah membenci orang miskin yang kikir,   tetapi lebih benci lagi pada orang kaya yang kikir.  Wahai para orang kaya, bersyukurlah atas segala nikmat Allah, agar hidup  bahagia. Semoga. Aamiin. 

Pao-pao  Gowa,  Rabu, 5 Maret   2025.

Posting Komentar untuk "KEKAYAAN TIDAK ADA JAMINAN DAPAT HIDUP BAHAGIA "