Jabar Media Duta,- Inilah sosok Valyano Boni Raphael, siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jabar yang kini tengah jadi sorotan publik.
Ia tengah jadi perbicangan karena kasusnya dipecat dari SPN Polda Jabar menjelang pelantikan.
Adapun alasan SPN Polda Jabar memecat Valyano Boni Raphael karena dinilai mengidap Narcissistic Personality Disorder atau NPD.
Kasusnya pun sampai ditangani Komisi III DPR RI yang kini viral dan jadi topik hangat publik.Namun kasus yang menimpa Valyano Boni Raphael itu menuai pro dan kontra.
Sebagian publik mendukung Valyano meminta keadilan atas statusnya yang dipecat.Di sisi lain, tak sedikit pula publik yang menilai prosedur yang dilakukan SPN sudah sesuai.
Warganet juga menyoroti kasus siswa SPN Valyano Boni Raphael itu karena sampai dibahas di ruang DPR RI.Lalu, siapa sebenarnya sosok Valyano Boni Raphael siswa SPN tersebut?
Diketahui Valyano Boni Raphael merupakan siswa bintara di SPN Polda Jabar.
Dikutip dari laman resmi mediahub.polri.go.id, Valyano ternyata satu dari 18 personel penyandang disabilitas yang telah menjadi calon anggota Polri di Polda Polda pada 10 Oktober 2024 lalu.
Namun, Valyano Boni Raphael dikeluarkan dari SPN Polda Jabar pada 3 Desember 2024.
Ia dipecat menjelang pelantikan anggota Polri.
Diungkap Kepala SPN Polda Jabar Kombes Dede Yudi Ferdiansyah di ruang rapat bersama Komisi III DPR, disebutkan ada dua alasan Valyano Boni Raphael dikeluarkan.
Saat diungkapkan alasan tersebut, rekam jejak Valyano ikut terungkap.
Valyano disebut tidak ikut dalam jam pelajaran lebih dari ketentuan SPN Polda Jabar.
Kombes Dede Yudi Ferdiansyah menjelaskan bahwa Valyano tidak mengikuti jam pelajaran selama 132 jam atau 12 persen dari jam pelajaran yang ditetapkan.
Valyano juga tidak mengikuti 100 jam pelajaran untuk kegiatan lapang.
Jika ditotal, Valyano Boni Raphael tidak mengikuti 19,33 persen dari keseluruhan kegiatan pendidikan.Adapun alasan kedua adalah rekam jejak Valyano yang dinilai punya catatan tak baik di TNI AL.
Diketahui Valyano punya rekam jejak pernah dikeluarkan dari pendidikan Kodiklat TNI AL tahun 2023 lalu.Saat itu, Valyano dikeluarga karena terindikasi sakit.
Valyano juga dinilai sudah berbohong lantaran tidak mengaku pernah mengikuti pendidikan militer saat penelusuran mental kepribadian (PMK).
Namun ibunya Valyano, Veronika mengungkapkan pembelaan bahwa bolos dari pelajaran karena sakit mengalami penganiayaan oleh seniornya di lingkungan sekolah.
Disebut Idap NPD
Lewat rapat bersama DPR RI tersebut, alasan Valyano yang disebut mengidap NPD juga turut menjadi sorotan.
Diungkap oleh Polwan bernama Ipda Ferren Azzahra Putri, berdasarkan hasil pemeriksaan tim psiklog-nya mengindikasikan Valyano mengidap gangguan kepribadian NPD.
Ipda Ferren Azzahra Putri pun sempat menjelaskan beberapa indikasi dan alasan menyatakan Valyano Boni Raphael mengalami NPD.
Kemudian, Ipda Ferren mengungkap kasus indikasi Valyano mengidap NPD tersebut.
Satu di antaranya saat kasus Valyano Boni Raphael berteriak berbeda dengan siswa lain ketika berlari.Ferren menerangkan Valyano siswa SPN Polda Jabar itu memenuhi 3 dari 9 kriteria NPD.
Pertama kata Ferren, Valyano Boni Raphael meminta fasilitas yang tak sesuai dengan aturan SPN Polda Jabar.
Menurut Ferren, Valyano juga sengaja menyuruh teman memukul punggungnya agar supaya seolah telah dipukul pengasuh di SPN Polda Jabar.
Ia juga menyebut Valyano memiliki sikap arogan dan angkuh.Namun, penjelasan Ipda Ferren tim psikolog SPN Polda Jabar itu disela Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni anggota DPR itu menilai analisa NPD terhadap Valyano itu hanya asumsi dan berasal dari kebencian atau subjektif.
Ahmad Sahroni berpandapat bahwa penilaian tersebut hanyalah sebuah asumsi lantaran Kabidokkes menyampaikan hasilnya berbeda dengan pernyataan Ipda Ferren Azzahra Putri.
Sebelumnya, Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Dr. Nariyana menyatakan Valyano tidak mengalami gangguan jiwa.
Bahkan Kabid Dokkes juga meminta rekomendasi dari sub spesialis Dr Adi Kurnia bersama timnya.
Ia menjelaskan kesimpulannya pada terperiksa Valyano saat ini tidak ditemukan adanya tanda atau gejala gangguan jiwa yang cukup bermakna yang dapat menggangu aktifitas sehari-hari.
Bahkan berdasar hasil pemeriksaan, Valyano Boni Raphael memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Valyano Boni Raphael dinilai memiliki kemampuan menyampaikan ide pikiran, namun cara berpikirnya kurang matang.
Selain Valyano Boni Raphael memiliki kebutuhan besar dalam menonjolkan diri serta validasi dari orang lain.
Latar Belakang Orangtua
Kasus Valyano itu juga jadi sorotan karena ternyata latar belakang orangtuanya.
Tak sedikit publik menduga kasus Valyano sampai di ruang DPR karena kedua orangtuanya punya jabatan.Diketahui Valyano Boni Raphael merupakan anak seorang perwira.
Ayah Valyano Boni Raphael adalah AKBP Bonifansius dan Ibunya adalah Veronica Putri Amalia.Ayah Valyano memiliki rekam jejak karier mentereng di Polri.
AKBP Bonifacius Surano saat ini menjabat sebagai Kasatlantas Polres Depok. Sebelumnya Bonifacius menjabat sebagai Analis Kebijakan Pertama Ditalntas Polda Metro Jaya.
Tahun 2016 lalu, Boni menjabat Wakapolres Cirebon dengan pangkat Kompol.Lalu Mei 2017, Bonifacius Surano menjadi Wakapolres Bandung.
Karena jabatan AKBP Bonifacius, Ahmad Sahroni menduga ada kejanggalan dalam kasus Valyano dikeluarkan dari SPN Polda Jabar tersebut.
Ahmad Sahroni menduga pemecatan Valyano bagian dari unsur balas dendam pada ayah anak tersebut, AKBP Bonifacius Surano.
Pasalnya, ibu Valyano menerangkan anaknya dipukul di luar pendidikan.
Ia menceritakan Valyano didatangi orang berpakaian hitam dan menanyakan ayah Valyano, AKBP Bonifacius Surano.
"Saat anak saya dipukul dengan lidi yang memukul berucap begini, 'kenapa kamu bawa kabid dokkes pada saat pemeriksaan di rumah sakit ?'. Anak saya bingung. Yang paling anak saya ingat adalah, 'kamu anak AKBP Bonifacius yah ?'," kata Veronica menirukan ucapan.
Hal tersebut lantas membuat Valyano Boni Raphael menjadi bingung.
"Anak saya bingung kenapa harus ada nama bapaknya disebut, Nah itu yang jadi pertanyaan saya bagaimana dia (pelaku) bisa bawa nama ayahnya," katanya.
Karena cerita tersebut, Ahmad Sahroni pun menduga bahwa pemecatan Valyano merupakan bagian dari balas dendam terhadap AKBP Bonifacius Surano.
"Bisa saja ini terjadi dalam aspek, saya gak tahu apa anak ini dibenci oleh pihak dengan benci pada orang tuanya maka anak lah yang menjadi tumbal dalam proses yang ada," ujar Ahmad Sahroni.(Hilda Rubiah)
Posting Komentar untuk "Valyano Boni Raphael, Bintara SPN Jabar Dipecat 6 Hari Sebelum Dilantik Jadi Polri"