HM. Alwi Hamu Tokoh Pers Nasional Meninggal Dunia Wartawan Berduka


Peristiwa HM Alwi Hamu semasa hidup. (Foto: HO) HERALDSULSEL,

Di bawah langit yang muram, kabar duka datang menyapa. 

Sabtu, 18 Januari 2025, dunia pers Indonesia kehilangan salah satu pilar utamanya. H. M. Alwi Hamu, sosok yang tak hanya mendirikan Fajar Group tetapi juga menorehkan sejarah di hati banyak orang, berpulang ke rahmatullah. 

Kepergian tokoh kelahiran Sulawesi Selatan ini meninggalkan jejak kehilangan yang mendalam. 

Di Rumah Sakit Puri, ia mengembuskan napas terakhirnya, menyisakan kenangan dan teladan yang tak tergantikan. Alwi Hamu bukan sekadar jurnalis. 

Ia adalah cahaya yang menyinari jalan gelap dunia pers di Indonesia. Lahir di Parepare pada 28 Juli 1944, bakat dan kecintaannya pada jurnalistik sudah terlihat sejak belia. 

Ketika remaja lain menikmati masa mudanya dengan riang, Alwi memilih jalan yang berbeda—menerbitkan majalah stensilan di bangku SMP dan SMA.

 Bagi Alwi, pena adalah senjata, dan kebenaran adalah peluru. Perjalanan jurnalistiknya semakin nyata saat ia melangkah ke dunia mahasiswa. 

Bersama Jusuf Kalla, sahabat seperjuangannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Alwi menciptakan buletin IDJO itam BERDJUANG. 

Tak puas hanya di balik meja redaksi, ia turun ke jalan, menjadi bagian dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang bergerak untuk perubahan.

 Bersama Jusuf Kalla, ia mendirikan surat kabar KAMI di  Makassar, simbol perlawanan sekaligus pembaruan. Namun, menjadi jurnalis yang teguh pada idealisme bukanlah jalan yang mudah. Alwi harus membayar mahal untuk keberaniannya. 

Ia mendekam di penjara selama enam bulan karena mempertahankan prinsipnya. Bagi Alwi, penjara bukanlah akhir, melainkan awal dari dedikasi yang lebih besar. 

Pada 1 Oktober 1981, Alwi menorehkan sejarah baru. Ia mendirikan Fajar, sebuah media yang kelak menjadi ikon di Sulawesi Selatan dan salah satu koran terbesar di Indonesia. 

Melalui Fajar Group, Alwi tak hanya membangun sebuah institusi, tetapi juga membentuk jembatan antara informasi dan masyarakat.

 Ia percaya bahwa pers adalah pilar demokrasi, tempat kebenaran berbicara dan keadilan ditemukan. Kini, Alwi telah pergi, meninggalkan dunia fana yang pernah ia warnai dengan dedikasi dan cinta. 

Jenazahnya akan dimakamkan di Makassar, kota yang menjadi saksi bisu perjuangan dan kesuksesannya. Pada Minggu, 19 Januari 2025, masyarakat Sulawesi Selatan akan mengiringi kepergian seorang putra terbaiknya dengan doa dan penghormatan. 

 Ia mengajarkan bahwa jurnalistik adalah panggilan jiwa, bukan sekadar pekerjaan. Ia menanamkan bahwa kebenaran harus diperjuangkan, apa pun risikonya. Selamat jalan, Alwi Hamu. 

Cahaya yang engkau nyalakan akan terus menyinari dunia pers Indonesia. Namamu akan selalu dikenang sebagai sosok yang tak pernah gentar, sang pembawa lentera di tengah gelap. (*)


Posting Komentar untuk "HM. Alwi Hamu Tokoh Pers Nasional Meninggal Dunia Wartawan Berduka"