Makassar Media Duta, - Beginilah beda nasib antara Andi Ibrahim dan Annar Salahuddin Sampetoding, para pentolan sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
Diketahui, Penyidikan kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin masih terus bergulir dan satu per satu fakta terungkap.
Salah satunya kebohongan Andi Ibrahim yang mengelabuhi banyak pihak termasuk rektorat.
Andi melakukan siasat licik dan mencetak uang palsu tersebut, sehingga aksinya berjalan mulus selama 2 tahun.Sementara itu, nasib beda dialami Annar Salahuddin Sampetoding.
Annar yang sempat syok karena ditetapkan jadi tersangka, hingga kini masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Jl Mappaoddang, Makassar, Kamis (2/1/2025).
Berikut ulasan tentang nasib mereka melansir dari Tribun Timur.mencium
1. Kebohongan Andi Ibrahim Terbongkar
Wakil Rektor 1 UIN Alauddin Makassar, Prof Kamaluddin mengaku pihaknya sama sekali tidak mencium adanya pabrik uang palsu itu karena gelagat tersangka, Andi Ibrahim yang saat kejadian masih menjabat kepala perpustakaan, tidak mencurigakan.
Meski demikian, diakuinya, mesin cetak uang yang ada di perpustakaan sebenarnya sudah diketahui kalangan perpustakaan dan para staf,
Hanya saja, saat ditanya mesin itu untuk apa, Andi Ibrahim menyebut untuk pencetakan buku.
Mesin cetak seharga Rp 600 juta yang didatangkan dari China itu diletakkan Andi Ibrahim di ruang kamar mandi yang disekat pakai partisi diberi peredam suara.
"1-2 hari saat mesin diterima, belum disekat. Jendelanya ditutupi. Siapapun yang lalu lalang pasti melihat," terang Prof Kamaluddin dikutip dari acara Telusur TV One pada Senin (30/12/2024).
Karena ada mesin cetak di depan kamar mandi itu lah, akhirnya kamar mandi laki-laki yang ada di sampingnya tidak difungsikan.
Andi Ibrahim justru menggunakan kamar mandi itu untuk menyimpan material untuk pencetakan uang.
Pihak staf yang mengetahui hal itu tidak curiga karena Andi Ibrahim selalu mengatakan bahwa itu untuk percetakan kepentingan UIN Alaudddin.
Apakah rektorat tidak memantau?
Prof Kamaluddin mengatakan, selama ini Andi tidak pernah meminta izin resmi.
Saat ditanya mengenai hal itu, dia mengatakan sudah lapor dan menyampaikan ke rektorat.
"Ya udah, apa yang mau disampaikan. Dia atasan di sini, dia menguasai gedung ini kok," kata Kamaluddin.
Dikatakan Prof Kamaluddin, sesuai pengakuan pelaku, mereka menjalankan pencetakan uang palsu itu di malam hari.
Selain ini, perpustakaan tutup pada pukul 16.30, kecuali hari Jumat pukul 16.00.
Dari keterangan yang dia terima, pelaku datang ke UIN Alauddin pada malam hari. Dan saat ditanya petugas keamannan dia mengaku dipanggil kepala perpustakaan.
"Kalau yang memanggil kepala perpustakaan gak ada yang berani," katanya.
Prof Kamaluddin lalu menunjukkan tempat yang digunakan untuk menyimpan cetakan uang palsu yang sudah jadi di lantai dua. Ternyata jarak antara mesin percetakan dengan gudang itu cukup jauh, dan harus melewati depan staf perpustakaan.
"Jadi, gak mungkin dilakukan siang hari, karena penuh mahasiswa," katanya.
Diakuinya, gudang tempat penyimpanan uang palsu itu kuncinya dipegang Andi Ibrahim, sehingga tidak diketahui staf lain.
Di gudang itu ditemukan 16 dus kertas uang, ditambah 1 bungkusan. Ada juga dus uang yang sudah ducetak, tapi belum dipotong.
Diakui Prof Kamaluddin pihaknya sebenarnya mencurigai ada pelaku lain karena sejak awal Andi Ibrahim tidak mau jujur dan selalu ngeles.
Dia juga sudah berkali-kali meminta Andi Ibrahim untuk jujur, namun dia tidak pernah mau bicara.
"Pihak ektorat sama sekali tidak akan menutup nutupi siapapun yang terlibat kami serahkan ke hukum," tegasnya.
2. Annar Salahuddin Masih Dirawat
Posting Komentar untuk "Doktor Andi Ibrahim Pentolan Sindikat Uang Palsu UIN Makassar"