Andi Ibrahim Pencetak Uang Palsu Punya Pengaruh Besar di Sulsel

Momen Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu dijamu makan siang di rumah Annar Salahuddin Sampetoding (ASS/dua kiri) di Jl Sunu, Makassar, Kamis (14/7/2023). Rumah ini jadi lokasi awal cetak uang palsu sebelum pindah ke kampus UIN Alauddin. 

Makassar Media Duta, - Bos besar Andi Ibrahim pencetak uang palsu di UIN Alauddin Makassar punya pengaruh besar.

Rumahnya di Jl Sunu 3, Kota Makassar pernah jadi lokasi pertemuan elite politik nasional.

Bos besar uang palsu itu diduga Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).ASS menjadi sorotan saat Polres Gowa membongkar sindikat uang palsu UIN Alauddin.

Setelah polisi tangkap 17 tersangka termasuk Andi Ibrahim, muncul fakta baru soal si bos besar.

Rumah Annar di Jl Sunu 3 yang menjadi lokasi penyelidikan polisi pernah jadi lokasi pertemuan elite politik.

Pertemuan pada Kamis (14/7/2023) itu menghadirkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu.Hadir pula Ketua DPW PKS Sulsel, Muhammad Amri Arsyid.

Kunjungan itu dilakukan setelah sesi Dialog Kebangsaan yang digelar di Makassar.Di mana Annar bertindak sebagai tuan rumah dan tokoh penting dalam diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Hubungan Annar dengan Ahmad Syaikhu tidak sebatas pertemuan itu.Annar mengaku pernah jadi Dewan Pakar PKS Sulsel dan salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam membangun jaringan PKS Sulsel.

Dalam pernyataannya di kutip dari laman PKS Sulsel, Annar menegaskan loyalitasnya kepada PKS. Terlebih menilai bahwa PKS merupakan partai yang terbuka dan modern.

“Saya dulu membangun PKS, dan saya merasa kembali untuk membangun PKS,” ucap Annar.Belakangan, pengakuan Annar itu dibantah PKS Sulsel yang menyebut Annar bukanlah kader PKS.

Nama Annar juga tak terdaftar di sistem. Kini, citra Annar tercoreng setelah polisi melakukan penggeledahan rumah milik ASS di Jl Sunu.

Hal itu terungkap kala Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono bersama Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak dan Bank Indonesia mengadakan konferensi pers terkait kasus uang palsu UIN Alauddin, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Kamis (19/12/2024) lalu.

Dalam kesempatan itu, Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan.

Mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari China, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.Polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

Yudhiawan Wibisono mengatakan dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. "Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda," kata Yudhiawan Wibisono.

"Tapi peran sentranya ada dari saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.

Ia pun berjanji akan segera menangkap tiga DPO yang belum terciduk tersebut."DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Annar Sampetoding terkait kasus uang palsu. Sejak pekan lalu, ponsel milik Annar Salahuddin Sampetoding tidak aktif lagi.

Oleh teman-temannya, Annar Salahuddin Sampetoding dikenal aktif berkomunikasi melalui ponsel. Sejak namanya menjadi pembicaraan publik luas, Annar Salahuddin Sampetoding pun bak ditelan bumi.

 Penyidik Polres Gowa memperlihatkan mesin pencetak uang palsu milik Dr Andi Ibrahim. Sebelum dipindahkan ke UIN, uang palsu awalnya diproduksi di rumah pengusaha ASS di Jl Sunu, Makassar. (Muhammad Abdiwan/Tribun Timur)
Oleh polisi, Annar Salahuddin Sampetoding sosok familiar di Kota Makassar, bahkan se-Sulawesi Selatan.

Sejak akhir pekan lalu, Tribun-Timur.com sudah mengonfirmasi tiga nomor kontak Annar Salahuddin Sampetoding, namun gagal.

Konfirmasi terakhir Tribun-Timur.com Makassar soal kasus uang palsu, hingga Senin (23/12/2024) pukul 16.00 Wita juga tak kunjung dibalas.

Kronologi Awal Temuan Pabrik Uang Palsu di UIN. Kronologi awal terungkapnya kasus uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar.

Hal itu dipaparkan secara gamblang oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Irjen Pol Yudhiawan didampingi Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, mengatakan awal mula kasus ini diselidiki dari adanya laporan masyarakat ke Polsek Pallangga.

Masyarakat tersebut, mendapati adanya peredaran uang palsu di wilayah Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga.

"Masyarakat melapor kepada Polsek (Pallangga) bahwa diduga ada uang kertas palsu yang diedarkan, kemudian oleh tim kami langsung di laporkan di Polres," ujar Yudhiawan.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak pun, memerintahkan personel Satreskrim yang dipimpin AKP Bachtiar untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Satreskrim langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan tepatnya di Jl Pelita Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa," ujarnya.

Hasil penyelidikan itu, lanjut Yudhi, diamankanlah sosok pria berinisial M yang diduga mengedarkan uang palsu tersebut.M diamankan polisi saat melakukan transaksi dengan seseorang inisial AI.

Di mana M menjual uang palsu itu kepada AI, dengan kelipatan dua kali lipat dari uang asli yang dibelanjakan."Uang palsu ini perbandingannya satu banding dua, jadi satu asli dua uang palsu," ungkap Yudhi.

Dari penangkapan M dan AI, polisi terus mendalami kasus itu hingga mendapat mesin pencetakan uang palsu yang ada di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl Yasin Limpo, Gowa.

Mesin berukuran besar dengan berat diperkirakan dua ton lebih itu, disembunyikan dalam ruangan yang ada di Perpustakaan UINAM.

Atas pengungkapan itu, kepala perpustakaan UIN Alauddin inisial AI alias Andi Ibrahim, ditangkap bersama 16 orang lainnya.

"Pengungkapan peredaran uang palsu yang ditangani oleh Polres Gowa," katanya.Selain itu, polisi juga menyita ratusan jenis barang bukti.

Mulai dari mesin cetak uang palsu, monitor, kertas uang palsu, uang palsu yang telah dicetak dan berbagai barang bukti lainnya.(*)

Posting Komentar untuk "Andi Ibrahim Pencetak Uang Palsu Punya Pengaruh Besar di Sulsel"