Takalar Media Duta,- Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU Takalar, petahana Syamsari Kitta yang berpasangan dengan Natsir Ibrahim kalah dari Daeng Manye - Hengky Yasin.
Syamsari kalah telak dengan selisih 29 persen - 71 persen.
Pengamat politik Unhas, Prof Sukri Tamma, mengatakan ada beberapa faktor penyebabnya tumbangnya sang petahana.
Prof Sukri menyebutkan bahwa faktor kekecewaan masyarakat terhadap kepemimpinan Syamsari, kebosanan terhadap figur lama, adanya alternatif calon baru, kerja tim pemenangan, dan janji politik yang tidak terealisasi dapat menjadi penyebabnya.
"Kecenderungan umum, petahana sering dianggap gagal menjalankan fungsi dan tugasnya selama lima tahun sebelumnya, sehingga tak ada alasan untuk memilihnya kembali," kata Sukri.
"(Masyarakat) meletakkan harapannya pada kandidat baru, berharap mereka lebih baik dari petahana, sehingga mereka berpindah pilihan," lanjut Sukri.
Selain itu, Sukri menyebutkan adanya kebosanan terhadap petahana sebagai figur lama, yang juga dipengaruhi oleh arus perubahan politik Indonesia.
"Mulai dari transisi presiden, kemudian munculnya tokoh-tokoh baru yang dianggap membawa harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Selain faktor ketokohan, Sukri juga menilai bahwa Syamsari harus melawan pasangan yang didukung banyak partai.
Dukungan dari mesin partai dan tim pemenangan yang solid dapat memberikan pengaruh besar pada hasil pemilu.
"Dengan asumsi semua partai bekerja dengan baik kepada konstituennya, tentu itu (membantu) menjadikan Daeng Manye unggul," kata Sukri.
Terakhir, Sukri menjelaskan bahwa sebagai petahana, Syamsari mungkin terbebani oleh janji-janji politik yang tak terealisasi, terutama yang sangat diharapkan oleh masyarakat.
"Masyarakat kemudian membandingkan janji-janji tersebut dengan janji-janji yang disampaikan oleh penantang, yang mungkin lebih realistis," kata Sukri. (*)
Posting Komentar untuk "Analisis Prof Sukri Tamma Tentang Syamsari Kitta Tumbang di Pilkada Takalar"