Kubu Guru Supriyani Buru-buru Cabut Surat Damai Dengan Aipda WH

 Andri Darmawan (kiri), pengacara guru Supriyani yang ungkap alasan cabut perdamaian dengan Aipda WH. 

Konawe Media Duta,- Pihak guru Supriyani membeberkan alasannya langsung buru-buru cabut surat damai dengan kubu Aipda WH.

Kuasa hukum guru Supriyani, Andri Darmawan, menyebut bahwa perdamaian ini adalah jebakan.


Menurut Andri, upaya damai ini jika tidak diantisipasi dari awal akan menjadi cela untuk hakim memutus Supriyani bersalah.

Karena maksud kesepakatan damai ini merujuk pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2024 Pasal 19 bahwa itu akan menjadi bahan yang meringankan hukuman terdakwa atau pidana bersyarat.

"Nah kalau maksudnya seperti ini, kita memposisikan Supriyani bersalah kan.

Sementara jelas-jelas kami dalam pembuktian dan persidangan bahwa ibu Supriyani tidak bersalah," kata Andri saat diwawancarai, Minggu (10/11/2024).

Oleh karenanya, kata Andri, banyak pihak yang terlibat dalam kasus kemudian berupaya bahkan menjebak agar Supriyani bisa berdamai dengan orangtua korban.


Sehingga surat damai itu akan dibawa ke pengadilan dan menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut.

"Ini yang sudah kami bilang dari awal persidangan sebenarnya ada upaya itu juga (damai)," ujar Andri Darmawan.

"Jadi kesepakatan perdamaian ini sebenarnya lebih kepada akal-akalan untuk menjebak Supriyani supaya bisa jadi bahan di persidangan agar Supriyani dinyatakan bersalah. Itu kan gampang sekali terbaca," tambahnya.

Selain itu, kata Andri, alasan kuasa hukum ngotot agar tidak ada perdamaian antara Supriyani dengan keluarga korban untuk membuktikan Supriyani tidak bersalah.

Juga berupaya agar semua pihak aparat penegak hukum di kepolisian dan kejaksaan yang memproses kasus ini bisa bertanggung jawab agar tidak mudah mempidanakan warga.

Kan dari awal yang kami perjuangkan bukan keringanan hukuman, tapi kami ingin membuktikan bahwa Supriyani tidak bersalah dan harus dibebaskan," tegas Andri.

Ucapan Bupati Konsel Ini Bikin Goyah

Sebelumnya, terungkap alasan Guru Supriyani sempat sepakat damai dengan Aipda WH, ternyata ada ucapan Bupati Konsel yang bikin goyah.Awalanya, guru Supriyani memang menolak ajakan untuk berdamai.

Namun, Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga disebut terus membujuknya hingga kemantapan hatinya pun goyah.

Dalam tayangan di Nusantara TV, Supriyani menceritakan momen saat ia dipertemukan dengan orang tua korban.

"Kemarin pada hari Selasa tanggal 5 November kita dipertemukan di rujab Bupati dan itu panggilan dari Bupati langsung. Saya menghadap ke sana, di sana dipertemukan pada orang tua korban," ungkap Supriyani.

Di pertemuan tersebut, Supriyani mendengar beberapa ucapan Bupati yang membuatnya kepikiran. Pertama, Bupati mengurai saran agar Supriyani dan orang tua korban berdamai saja.

Mendengar ucapan tersebut, Supriyani pun teguh dalam pendiriannya.Bahwa ia tidak mau mengakui perbuatan penganiayaan yang dituduhkan kepadanya.

Sebab perdamaian yang tersirat diucapkan sang Bupati seolah agar Supriyani mengakui dugaan penganiayaan.

"Di sana bupati menyampaikan untuk melakukan perdamaian. Di situ saya menjawab 'kalau untuk dipertemukan untuk perdamaian pengakuan permasalahan saya tidak siap, semua saya serahkan ke kuasa hukum saya'. Karena saya tidak melakukan perbuatan itu," kata Supriyani.

Ucapan kedua Surunnudin Dangga yang disorot Supriyani adalah soal alasan berdamai.Sang Bupati mengungkit soal karir Supriyani yang masih panjang dan harus punya catatan di kepolisian yang bagus.

Terkait ucapan tersebut, Supriyani heran karena ia merasa tidak bersalah sama sekali namun diminta menghentikan perjuangannya di pengadilan dengan cara berdamai.

"Pak Bupati kemarin menyampaikan bahwa karena karir saya masih panjang dan ke depannya saya akan mengurus SKCK di kepolisian dan saya membutuhkannya," ucap Supriyani.

Ucapan ketiga dari sang Bupati yang membuat Supriyani berubah pikiran adalah karena didesak untuk berdamai.

Diungkap Supriyani, ia tidak keberatan jika disuruh minta maaf. Namun permintaan maaf itu diucapkan Supriyani bukan dalam kaitan kasus penganiayaan.

"Kalau masalah minta maaf saya sebagai manusia biasa ya saya minta maaf. Tapi kalau disuruh mengakui kesalahan, saya tidak siap.

Pak Bupati tidak suruh mengakui. Cuma Pak Bupati menyampaikan 'atur damai saja supaya permasalahan ini selesai'," akui Supriyani.

Lagipula diakui Supriyani, ia sudah lima kali minta maaf kepada orang tua korban sebelum kasusnya menjadi viral dan panjang.

Namun kala itu ibunda korban ngotot ogah memaafkan Supriyani dan menuding sang guru.

"Selama lima kali (Supriyani minta maaf). Awalnya tetap tidak menerima, disuruh menunggu dua hari lagi, karenanya ibunya yang melahirkan, ibunya belum bisa memaafkan," ungkap Supriyani.

Supriyani dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga. Inilah Beda Nasib Guru Supriyani dan Bupati Konsel usai Batal Damai dengan Aipda WH, Kemendagri Bertindak.
Supriyani dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga. Inilah Beda Nasib Guru Supriyani dan Bupati Konsel usai Batal Damai dengan Aipda WH, Kemendagri Bertindak.

Perihal aksinya minta maaf ke orang tua korban, Supriyani mengurai alasan.

"(Kenapa minta maaf) itu pada waktu mediasi itu sempat dipaksa dan ditekan oleh pak penyidik, Pak Jefry dari Polsek Baito.

Saya minta maaf di rumah orang tua korban itu apabila selama anaknya sekolah di SDN 4 Baito ada perkataan teman guru atau saya yang kurang diterima oleh orang tua siswa.

Tapi orang tua tersebut tidak menerima permintaan maaf dari saya," jelas Supriyani.

Lantaran ucapan sang Bupati, Supriyani pun mengaku merasa tertekan dalam pertemuan dengan orang tua korban tersebut.

"Saya dalam kondisi tertekan dan terpaksa dan tidak mengetahui isi dan maksud dari surat kesepakatan tersebut," akui Supriyani.

Resmi mencabut surat damai, Supriyani mengaku akan berjuang di persidangan.Supriyani yakin dirinya akan diputus tidak bersalah dan bebas murni.

"Atas dorongan bahwa saya akan buktikan di persidangan, saya akan bebas tidak bersalah.

Harapan saya ke depannya, persidangan tetap berlangsung dan saya terbukti tidak bersalah dan bisa bebas," imbuh Supriyani.(*)


Pantesan Kubu Guru Supriyani Buru-buru Cabut Surat Damai dengan Aipda WH, Pengacara: Itu Jebakan

zoom-inPantesan Kubu Guru Supriyani Buru-buru Cabut Surat Damai dengan Aipda WH, Pengacara: Itu Jebakan







Andri Darmawan (kiri), pengacara guru Supriyani yang ungkap alasan cabut perdamaian dengan Aipda WH. 

SURYA.co.id - Pihak guru Supriyani membeberkan alasannya langsung buru-buru cabut surat damai dengan kubu Aipda WH.

Kuasa hukum guru Supriyani, Andri Darmawan, menyebut bahwa perdamaian ini adalah jebakan.

Menurut Andri, upaya damai ini jika tidak diantisipasi dari awal akan menjadi cela untuk hakim memutus Supriyani bersalah.

Karena maksud kesepakatan damai ini merujuk pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2024 Pasal 19 bahwa itu akan menjadi bahan yang meringankan hukuman terdakwa atau pidana bersyarat.

"Nah kalau maksudnya seperti ini, kita memposisikan Supriyani bersalah kan.

Sementara jelas-jelas kami dalam pembuktian dan persidangan bahwa ibu Supriyani tidak bersalah," kata Andri saat diwawancarai, Minggu (10/11/2024), melansir dari Tribun Sultra.

Oleh karenanya, kata Andri, banyak pihak yang terlibat dalam kasus kemudian berupaya bahkan menjebak agar Supriyani bisa berdamai dengan orangtua korban.

Sehingga surat damai itu akan dibawa ke pengadilan dan menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut.

"Ini yang sudah kami bilang dari awal persidangan sebenarnya ada upaya itu juga (damai)," ujar Andri Darmawan.

"Jadi kesepakatan perdamaian ini sebenarnya lebih kepada akal-akalan untuk menjebak Supriyani supaya bisa jadi bahan di persidangan agar Supriyani dinyatakan bersalah. Itu kan gampang sekali terbaca," tambahnya.

Selain itu, kata Andri, alasan kuasa hukum ngotot agar tidak ada perdamaian antara Supriyani dengan keluarga korban untuk membuktikan Supriyani tidak bersalah.

Juga berupaya agar semua pihak aparat penegak hukum di kepolisian dan kejaksaan yang memproses kasus ini bisa bertanggung jawab agar tidak mudah mempidanakan warga.

Kan dari awal yang kami perjuangkan bukan keringanan hukuman, tapi kami ingin membuktikan bahwa Supriyani tidak bersalah dan harus dibebaskan," tegas Andri.

Ucapan Bupati Konsel Ini Bikin Goyah

Sebelumnya, terungkap alasan Guru Supriyani sempat sepakat damai dengan Aipda WH, ternyata ada ucapan Bupati Konsel yang bikin goyah.Awalanya, guru Supriyani memang menolak ajakan untuk berdamai.

Namun, Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga disebut terus membujuknya hingga kemantapan hatinya pun goyah.

Dalam tayangan di Nusantara TV, Supriyani menceritakan momen saat ia dipertemukan dengan orang tua korban.

"Kemarin pada hari Selasa tanggal 5 November kita dipertemukan di rujab Bupati dan itu panggilan dari Bupati langsung. Saya menghadap ke sana, di sana dipertemukan pada orang tua korban," ungkap Supriyani.

Di pertemuan tersebut, Supriyani mendengar beberapa ucapan Bupati yang membuatnya kepikiran. Pertama, Bupati mengurai saran agar Supriyani dan orang tua korban berdamai saja.

Mendengar ucapan tersebut, Supriyani pun teguh dalam pendiriannya.Bahwa ia tidak mau mengakui perbuatan penganiayaan yang dituduhkan kepadanya.

Sebab perdamaian yang tersirat diucapkan sang Bupati seolah agar Supriyani mengakui dugaan penganiayaan.

"Di sana bupati menyampaikan untuk melakukan perdamaian. Di situ saya menjawab 'kalau untuk dipertemukan untuk perdamaian pengakuan permasalahan saya tidak siap, semua saya serahkan ke kuasa hukum saya'. Karena saya tidak melakukan perbuatan itu," kata Supriyani.

Ucapan kedua Surunnudin Dangga yang disorot Supriyani adalah soal alasan berdamai.Sang Bupati mengungkit soal karir Supriyani yang masih panjang dan harus punya catatan di kepolisian yang bagus.

Terkait ucapan tersebut, Supriyani heran karena ia merasa tidak bersalah sama sekali namun diminta menghentikan perjuangannya di pengadilan dengan cara berdamai.

"Pak Bupati kemarin menyampaikan bahwa karena karir saya masih panjang dan ke depannya saya akan mengurus SKCK di kepolisian dan saya membutuhkannya," ucap Supriyani.

Ucapan ketiga dari sang Bupati yang membuat Supriyani berubah pikiran adalah karena didesak untuk berdamai.

Diungkap Supriyani, ia tidak keberatan jika disuruh minta maaf. Namun permintaan maaf itu diucapkan Supriyani bukan dalam kaitan kasus penganiayaan.

"Kalau masalah minta maaf saya sebagai manusia biasa ya saya minta maaf. Tapi kalau disuruh mengakui kesalahan, saya tidak siap.

Pak Bupati tidak suruh mengakui. Cuma Pak Bupati menyampaikan 'atur damai saja supaya permasalahan ini selesai'," akui Supriyani.

Lagipula diakui Supriyani, ia sudah lima kali minta maaf kepada orang tua korban sebelum kasusnya menjadi viral dan panjang.

Namun kala itu ibunda korban ngotot ogah memaafkan Supriyani dan menuding sang guru.

"Selama lima kali (Supriyani minta maaf). Awalnya tetap tidak menerima, disuruh menunggu dua hari lagi, karenanya ibunya yang melahirkan, ibunya belum bisa memaafkan," ungkap Supriyani.

Supriyani dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga. Inilah Beda Nasib Guru Supriyani dan Bupati Konsel usai Batal Damai dengan Aipda WH, Kemendagri Bertindak.
Supriyani dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga. Inilah Beda Nasib Guru Supriyani dan Bupati Konsel usai Batal Damai dengan Aipda WH, Kemendagri Bertindak.

Perihal aksinya minta maaf ke orang tua korban, Supriyani mengurai alasan.

"(Kenapa minta maaf) itu pada waktu mediasi itu sempat dipaksa dan ditekan oleh pak penyidik, Pak Jefry dari Polsek Baito.

Saya minta maaf di rumah orang tua korban itu apabila selama anaknya sekolah di SDN 4 Baito ada perkataan teman guru atau saya yang kurang diterima oleh orang tua siswa.

Tapi orang tua tersebut tidak menerima permintaan maaf dari saya," jelas Supriyani.

Lantaran ucapan sang Bupati, Supriyani pun mengaku merasa tertekan dalam pertemuan dengan orang tua korban tersebut.

"Saya dalam kondisi tertekan dan terpaksa dan tidak mengetahui isi dan maksud dari surat kesepakatan tersebut," akui Supriyani.

Resmi mencabut surat damai, Supriyani mengaku akan berjuang di persidangan.Supriyani yakin dirinya akan diputus tidak bersalah dan bebas murni.

"Atas dorongan bahwa saya akan buktikan di persidangan, saya akan bebas tidak bersalah.

Harapan saya ke depannya, persidangan tetap berlangsung dan saya terbukti tidak bersalah dan bisa bebas," imbuh Supriyani.(*)

Posting Komentar untuk "Kubu Guru Supriyani Buru-buru Cabut Surat Damai Dengan Aipda WH"