Ada kisah menarik antara Imam Malik dan Imam Syafi'i' terkait rezeki. Kisah ini dituturkan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Suatu ketika Imam Syafi’i berdiskusi dengan Imam Malik yang merupakan gurunya. Terjadilah dialog antarkeduanya yang membahas rezeki.
"Kata Imam Syafi'i, ‘Syekh, rezeki itu mesti saya cari dulu, baru kita dapat’. Kata gurunya, (Imam Malik), ‘Ya Syafi'i, ada rezeki yang cukup kita beramal dekat kepada Allah, dia akan datang tanpa kita cari dengan ikhtiar manusia’," tutur UAH, dikutip dari YouTube Yuk Hijrah, Selasa (3/9/2024).
Imam Syafi'i berkeyakinan bahwa mustahil rezeki datang tanpa ikhtiar, karena sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an bahwa rezeki itu harus dicari dengan cara ikhtiar. Sedangkan menurut Imam Malik, rezeki datang karena mengerjakan suatu amalan.
Kemudian Imam Syafi'i pamit. Saat di pertengahan jalan, ia melihat ada petani yang sedang panen anggur. Lalu Imam Syafi'i dipanggil oleh yang punya kebun itu.
"Hei pemuda, mau bantu gak? Kalau kamu mau bantu, kami berikan anggur (sebagai upah)," ucap petani anggur yang ditiru UAH.
Maka Imam Syafi'i membantu memanen anggur sampai selesai. Sebagai upahnya, ia diberikan anggur yang besar-besar.
"Senyum senang beliau. Ternyata senangnya bukan karena dapat anggur, senangnya karena merasa pendapatnya benar. Kalau saya nggak bantu panen ini, nggak akan dapat saya anggur, maka dibawalah ke gurunya ingin laporan," kata UAH.
Imam Syafi'i menyampaikan apa yang baru terjadi kepada Imam Malik dengan penuh adab.
"Guru, tadi saya di jalan dipanggil oleh pemilik kebun ikut panen anggur. Begitu saya bantu, saya diberikan anggur ini,” kata Imam Syafi’i yang menekankan kata ‘saya bantu’
Imam Malik tersenyum dan berkata, “Masya Allah, Syafi'i luar biasa. Ini siang begitu panasnya, tadi saya mau keluar ngajar, terpikir di benak saya. Ya Allah kalau ada anggur yang besar-besar enak rasanya. Tiba-tiba kamu datang bawa anggur.”
UAH menjelaskan, rezeki yang paling dahsyat itu adalah meskipun tidak mencarinya, namun rezeki yang mendatangi orang tersebut. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Walau anna ahlal quraa aamanu wattaqau lafatahnaa 'alaihim barakaatim minas samaa'i wal ardi wa laakin kadzdzabuu fa akhadznaahum bimaa kaanuu yaksibuun.
Artinya: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
"Al-Qur'an menjelaskan ada delapan jenis rezeki, di antaranya yang paling hebat adalah yang belum Anda datang (mencari), rezekinya sudah menjemput," kata UAH.
Wallahu a’lam.
Posting Komentar untuk "Imam Syafi'i, Mesti Cari Dulu Baru Kita Dapat"