*Oleh: Munawir K*
Tawakkal adalah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan segala bentuk ikhtiar atau usaha yang maksimal.
Dalam Islam, tawakkal merupakan salah satu bentuk keyakinan yang mendalam kepada kekuasaan Allah, bahwa hanya Dia yang menentukan hasil dari setiap usaha manusia.
Tawakkal tidak berarti meninggalkan usaha, tetapi melengkapinya dengan kepercayaan penuh bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
1. *Pengertian Tawakkal*
Tawakkal berasal dari kata "توكّل" yang berarti mengandalkan, berserah diri, atau mempercayakan segala urusan kepada pihak lain. Dalam syariat, tawakkal memiliki makna menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal, dengan keyakinan bahwa segala sesuatu ditentukan oleh-Nya. Pengertian ini mengandung dua unsur penting: usaha atau ikhtiar dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya."
(QS. At-Talaq: 3)
Ayat ini menunjukkan janji Allah bahwa orang yang bertawakkal kepada-Nya akan dicukupi kebutuhannya.
Ini berarti seorang Muslim yang telah berikhtiar maksimal kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah, akan memperoleh ketenangan karena yakin bahwa Allah akan mencukupi segala keperluannya.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
"Cukuplah Allah sebagai wakil (yang mengurus segala urusan)."
(HR. Abu Dawud)
Rasulullah menegaskan bahwa Allah adalah wakil terbaik dalam mengurus urusan manusia.
Tawakkal kepada Allah berarti mengakui bahwa hanya Dia yang memiliki kemampuan penuh untuk mengatur dan memberikan hasil yang terbaik dalam setiap usaha.
2. *Perintah Tawakkal dalam Al-Qur'an dan Hadits*
Allah SWT telah berfirman didalam Al-Qur'an:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."
(QS. Al-Imran: 159)
Ayat ini mengajarkan bahwa setelah usaha dilakukan dengan tekad yang kuat, seorang mukmin harus menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Dengan demikian, tawakkal bukan berarti meninggalkan usaha, melainkan usaha itu harus diikuti dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan hanya kepada Allah-lah kamu harus bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS. Al-Maidah: 23)
Ayat ini menegaskan bahwa tawakkal adalah bagian dari iman. Jika seseorang benar-benar beriman, maka ia akan selalu bersandar kepada Allah setelah berusaha. Tawakkal adalah bukti keyakinan bahwa Allah yang mengatur segala sesuatu.
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ
"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore dalam keadaan kenyang."
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menggambarkan bahwa tawakkal tidak berarti pasif. Burung yang disebutkan dalam hadits tetap keluar mencari makanan (usaha).
Namun ia kembali dalam keadaan kenyang karena Allah yang menjamin rezekinya. Ini adalah contoh bahwa tawakkal harus didahului oleh usaha, dan hasil akhirnya diserahkan kepada Allah.
3. *Manfaat Dan Urgensi Tawakkal*
1. *Ketenangan Jiwa*
Tawakkal memberikan ketenangan hati karena seorang mukmin yakin bahwa Allah mengatur segala sesuatu.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
"Bukankah Allah cukup bagi hamba-Nya?"
(QS. Az-Zumar: 36)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah cukup untuk mengurus segala urusan hamba-Nya. Dengan bersandar kepada Allah, seseorang tidak akan diliputi kekhawatiran yang berlebihan, karena ia yakin segala sesuatu ada dalam kendali Allah.
2. *Mendapatkan Pertolongan Allah*
Orang yang bertawakkal kepada Allah akan selalu mendapatkan pertolongan dalam setiap kesulitan.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya."
(QS. At-Talaq: 3)
Janji Allah dalam ayat ini sangat jelas, bahwa Dia akan mencukupi orang yang berserah diri kepada-Nya. Ini berarti orang yang bertawakkal akan selalu berada dalam penjagaan Allah, dan rezekinya akan diberikan dari arah yang tidak terduga.
3. *Meningkatkan Keimanan*
Tawakkal merupakan indikator keimanan seseorang. Tawakkal menunjukkan sejauh mana seseorang percaya kepada kekuasaan Allah.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ... وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka... dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(QS. Al-Anfal: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa tawakkal adalah salah satu sifat utama orang yang beriman. Mereka yang bertawakkal selalu mengandalkan Allah dalam setiap urusan mereka, dan ini memperkuat iman mereka.
4. *Tahapan-Tahapan dalam Bertawakkal*
1. *Mengetahui Kekuasaan Allah*
Keyakinan penuh terhadap kekuasaan Allah adalah fondasi utama dalam bertawakkal.
قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ اللَّهِ
"Katakanlah: semua (urusan) itu dari sisi Allah."
(QS. An-Nisa: 78)
Ayat ini mengajarkan bahwa segala sesuatu, baik itu kejadian yang menyenangkan maupun yang menyulitkan, semuanya berasal dari Allah.
Dengan memahami ini, seseorang akan lebih mudah untuk berserah diri sepenuhnya kepada-Nya.
2. *Melakukan Usaha Maksimal*
Tawakkal harus didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh. Usaha merupakan bagian integral dari Tawakkal.
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah."
(QS. Al-Imran: 159)
Setelah seseorang berusaha keras dengan tekad yang kuat, ia harus menyerahkan
hasilnya kepada Allah. Inikah calon menunjukkan bahwa tawakkal adalah perpaduan antara usaha dan penyerahan diri kepada Allah.
3. *Berserah Diri Sepenuhnya kepada Allah*
Setelah berusaha, hasilnya harus diserahkan sepenuhnya kepada Allah, tanpa keraguan sedikit pun.
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan hanya kepada Allah-lah kamu harus bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS. Al-Maidah: 23),
Penyerahan diri kepada Allah merupakan ciri orang yang beriman. Setelah berusaha, seorang mukmin yakin bahwa hasil terbaik adalah yang Allah kehendaki.
5. *Cara-Cara untuk Bertawakkal*
1. *Melakukan Ikhtiar yang Benar*
Usaha yang dilakukan harus sesuai dengan syariat dan etika Islam.
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."
(QS. An-Najm: 39)
Ayat ini menegaskan pentingnya usaha dalam Islam. Tidak ada hasil tanpa usaha, dan usaha yang dilakukan dengan cara yang benar adalah bagian dari tawakkal.
2. *Menjaga Hati dari Ketergantungan pada Makhluk*
Orang yang bertawakkal harus menjaga hatinya agar tidak tergantung pada makhluk lain.
فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
"Maka janganlah kamu menyembah di samping Allah, sesuatu pun."
(QS. Al-Jinn: 18)
Ayat ini mengingatkan bahwa hanya kepada Allah-lah manusia bersandar dan meminta pertolongan. Ketergantungan kepada makhluk lain adalah bentuk kesyirikan kecil jika hal itu mengesampingkan peran Allah dalam urusan hidup. Orang yang bertawakkal tidak boleh berharap kepada selain Allah.
3. *Yakin bahwa Allah Maha Penentu Segala Sesuatu*
Keyakinan bahwa Allah yang menentukan segala hasil dan keputusan adalah inti dari tawakkal.
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا
"Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagi kami."
(QS. At-Taubah: 51)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah dalam ketetapan Allah.
Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kita telah melakukan usaha yang terbaik. Tawakkal membuat hati menjadi tenang karena kita yakin bahwa hasil yang Allah berikan adalah yang terbaik bagi kita.
6. *Contoh-Contoh Tawakkal dari Kehidupan Nabi dan Para Sahabat*
1. *Kisah Nabi Ibrahim saat Dilempar ke dalam Api*
Salah satu contoh nyata tawakkal adalah ketika Nabi Ibrahim AS akan dilempar ke dalam api oleh Raja Namrud. Saat itu, Nabi Ibrahim hanya mengucapkan:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung."
(HR. Bukhari)
Keyakinan Nabi Ibrahim bahwa Allah akan menolongnya adalah contoh sempurna tawakkal. Meskipun dalam situasi yang sangat berbahaya, beliau tidak mengkhawatirkan keselamatannya, karena telah sepenuhnya berserah diri kepada Allah.
2. *Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah*
Ketika Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar bersembunyi di gua dalam perjalanan hijrah ke Madinah, pasukan Quraisy hampir menemukan mereka.
Saat itu, Abu Bakar khawatir dan Rasulullah SAW menenangkannya dengan mengatakan:
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
"Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
(QS. At-Taubah: 40)
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sepenuhnya bertawakkal kepada Allah dalam menghadapi situasi yang sangat genting.
Keyakinannya bahwa Allah akan menolong menunjukkan bagaimana tawakkal memberi ketenangan dan keyakinan kuat kepada seorang mukmin.
3. *Kisah Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash*
Ketika Sa’ad bin Abi Waqqash ditugaskan memimpin pasukan Muslim dalam perang, ia selalu bertawakkal kepada Allah sebelum berangkat ke medan pertempuran. Dia mengucapkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَدِينِي وَأَهْلِي
"Ya Allah, aku serahkan diriku, agamaku, dan keluargaku kepada-Mu."
Tawakkal Sa’ad bin Abi Waqqash dalam peperangan menggambarkan keyakinan total kepada Allah.
Meskipun berada di medan perang, ia tetap bersandar kepada Allah setelah mempersiapkan dirinya secara maksimal.
🙏
Posting Komentar untuk "TAWAKKAL: Antara Usaha dan Keyakinan*"