Tiba di lokasi Mentan Amran langsung turun ke sawah bergabung dengan petani yang sedang menanam.

Mentan tampak menikmati kegiatan menanam bersama petani yang terlihat antusias dan makin bersemangat ditemani Amran menanam.

Amran ke lokasi menanam dan panen ini bersama Kabaharkam Polri, Komjen Pol Fadil Imran, Kepala Staf Umum TNI, Letjend TNI Richard Taruli H Tampubolon, Pj Gubernur Sulsel, Zudan Arif Fakhrulloh.

Juga hadir Staf Khusus Mentan Bidang Ketahanan Pangan, Letjend TNI (Purn) Ida Bagus Purwalaksana Kapolda Sulsel, Irjen Pol Drs Yudhiawan bersama Pj Gubernur Sulsel, Zudan Arif Fakhrulloh, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.dan.Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.

Dari Kementan hadir Plt Dirjen Hortikultura Taufiq Ratule, Kepala BSIP, Fadjry Jufri, Direktur Perlindungan Hortikultura M. Sidiq, Tenaga Ahli Menteri Yusran Yusuf, Desrial, kepala BSIP Maros Amin Nur dan lainnya.

Sawah seluas 300 ha dengan padi menguning mulai dipanen hari ini menggunakan combine harvester. Lokasi ini dikelola Sanggar/Kelompok Tani Maccini Baji.

“Jadi ada panen, ada juga tanam, semua dilakukan dengan kecepatan tinggi. Kita harus bertransformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Karena denga pengoperasian alat panen, bisa menekan biaya 60-70 persen, dan meningkatkan produksi,” kata Amran, di lokasi panen.

Di Kabupaten Gowa, target luas tambah tanam (LTT) pada tahun 2024 ini yaitu, 70.087 hektare.

Khusus kecamatan Patalassang seluas 5.034 hektare, dengan luas baku sawah 32.903,25 hektare. Realisasi tanam Januari-September 2024 sebesar 28.424,30 Ton.

Dari realisasi tanam tersebut, maka realisasi panen Januari-September 2024 mencapai 39.290,75 ton, ditambah realisasi produksi Januari-September 2024 sebanyak 187,558 ton.

Untuk mencapai target-target yang ada, maka tentu banyak pula bantuan disalurkan ke Kabuoaten Gowa, berupa pompa 359 unit yang sudah dimanfaatkan 100 persen, lalu irigasi perpompaan 27 unit, yang juga sudah tersalurkan termanfaatkan semua.

Dari target lokasi pompanisasi 730 hektare, dan ternyata realisasinya 948 hektare atau 129,84 persen.

Salah seorang petani, Puji, berharap tetap bisa dapat tambahan bantuan pupuk dan pompa, lantaran jika musim kemarau berkepanjangan mereka akan terlambat menanam kembali.

“Jadi di sini hanya bisa panen dua kali setahun, karena kurang air,” ungkapnya.

Namun demikian, dengan sistem yang dikembangkan, panen bersamaan dengan pengolahan tanah/tanam, maka besar pekuang untuk panen tiga kali.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menyebutkan Indeks Ketahanan Pangan Sulsel mengalami peningkatan.

Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan, berarti ada penurunan wilayah rentan rawan pangan, juga menurunnya kemiskinan ekstrem, serta peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi. (*)