Berhembus Terus Kecenderungan Partai Merapat di Pasangan Andi Sudirman- Fatmawati

Danny Pomanto, Andi Sudirman dan Ilham Arief Sirajuddin bicara tentang potensi kotak kosong Pilgub Sulsel 2024. 

Makassar Media Duta,- Isu calon tunggal pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel terus berhembus.

Kecenderungan partai-partai merapat pada pasangan Andi Sudirman - Fatmawati Rusdi kian kencang terdengar.

Sementara itu, poros calon lainnya belum juga menunjukkan taji menggaet koalisi. Seperti nama Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang selalu dikabarkan jadi penantang kuat.

Sementara itu, poros calon lainnya belum juga menunjukkan taji menggaet koalisi.

Seperti nama Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang selalu dikabarkan jadi penantang kuat.

Melihat arah pilgub Sulsel berlangsung dengan calon tunggal, Pengamat Politik Prof Sukri Tamma menimbang untung rugi pilgub Sulsel kali ini.

Prof Sukri Tamma menyebut dengan koalisi gemuk ada harapan tim bekerja lebih banyak.

Sebab banyak poros partai yang bergerak dalam kampanye di masyarakat

Ini menjadi keuntungan sendiri jika satu calon mampu menggaet banyak partai, atau mungki menjadi calon tunggal/

"Memang kan harapannya dengan partai banyak tim bekerja banyak. Asumsinya Semua parpol punya pengurus sampai kebawah, punya anggota DPR/DPRD ini tentu diharapkan," jelas Prof Sukri Tamma pada Minggu (28/7/2024).

"Kadang-kadang ada yang berpikir pendukung banyak berarti baik," lal

Makassar Media Duta,- Isu calon tunggal pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel terus berhembus.

Kecenderungan partai-partai merapat pada pasangan Andi Sudirman - Fatmawati Rusdi kian kencang terdengar.

Sementara itu, poros calon lainnya belum juga menunjukkan taji menggaet koalisi.

Seperti nama Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang selalu dikabarkan jadi penantang kuat.

Melihat arah pilgub Sulsel berlangsung dengan calon tunggal, Pengamat Politik Prof Sukri Tamma menimbang untung rugi pilgub Sulsel kali ini.

Prof Sukri Tamma menyebut dengan koalisi gemuk ada harapan tim bekerja lebih banyak.

Sebab banyak poros partai yang bergerak dalam kampanye di masyarakat

Ini menjadi keuntungan sendiri jika satu calon mampu menggaet banyak partai, atau mungki menjadi calon tunggal.

"Memang kan harapannya dengan partai banyak tim bekerja banyak. Asumsinya Semua parpol punya pengurus sampai kebawah, punya anggota DPR/DPRD ini tentu diharapkan," jelas Prof Sukri Tamma pada Minggu (28/7/2024).

"Kadang-kadang ada yang berpikir pendukung banyak berarti baik," lanjutnya.Namun disisi lain, melawan kotak kosong juga ada ancaman serius dari gelombang masyarakat.

Prof Sukri melihat ada potensi gelombang masyarakat yang menolak satu calon tunggal dan memilih kotak kosong.

Suara ini bisa muncul dari kekecewaan masyarakat pada satu kandidat tunggal/

"Kalau memang calon tunggal bisa juga jadi musuh bersama. Mereka yang tidak suka calon satu kandidat merasa menumbuhkan oligarki partai, menutup masyarakat memiliki kandidat alternatif," kata Prof Sukri.

Dekan FISIP Unhas ini melihat kecenderungan pemilih di Indonesia masih berorientasi pada pribadi calon.Artinya, pemilih lebih mempertimbangkan kepribadian calon dibanding melihat dukungan partai.

Kalau kita lihat di Indonesia kecenderungan pemilih tidak berorientasi partai tapi ke kandidat itu mungkin sehingga banyak atau sedikit partai tidak berpengaruh banyak. Tapi bagaimana kandidat nanti kerjanya di lapangan," katanya.

Isu Andi Sudirman - Fatmawati vs Kotak Kosong

Pilkada Sulsel kali ini memunculkan isu Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi versus kotak kosong.

Beberapa partai besar telah memberikan surat rekomendasi kepada pasangan Andi Sudirman-Fatmawati.

Partai Nasdem dengan 17 kursi di DPRD Sulsel, Partai Demokrat dengan 7 kursi.

Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4 kursi secara terang-terangan mendukung pasangan ini.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Gerindra dengan 13 kursi dan Golkar dengan 14 kursi juga akan merapat ke Andi Sudirman.

Meskipun beberapa elit partai di Sulsel masih menjagokan kader mereka sendiri.amun, keputusan akhir berada di tangan DPP partai masing-masing.

Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 8 kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 7 kursi, dan Hanura (1 kursi) belum menentukan siapa calon yang akan mereka usung.

Kendati begitu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 8 kursi dan PDIP dengan 6 kursi telah merapat ke Danny Pomanto.(Faqih Imtiyaaz )




Posting Komentar untuk "Berhembus Terus Kecenderungan Partai Merapat di Pasangan Andi Sudirman- Fatmawati"