Isu Kotak Kosong Pilgub Sulsel Memicu Ketegangan Politik


Makassar Media Duta,-  Jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024, wacana kotak kosong sebagai alternatif lawan kandidat telah mencuat dan memicu reaksi keras dari berbagai kalangan politik.

 Isu ini menciptakan ketegangan, dengan berbagai pihak menilai kotak kosong sebagai ancaman serius terhadap kualitas demokrasi. Penolakan Terhadap Isu Kotak Kosong.

Ilham Arief Sirajuddin, mantan Walikota Makassar, dan Danny Pomanto, juga mantan Walikota Makassar, adalah dua tokoh politik yang menyuarakan penolakan tegas terhadap isu kotak kosong. 

Menurut mereka, kotak kosong merupakan bentuk pembodohan publik yang tidak mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat.

 Ilham Arief Sirajuddin bahkan menegaskan bahwa wacana kotak kosong bisa menjadi kemunduran dalam proses demokrasi, merugikan masyarakat yang menginginkan calon pemimpin yang kompeten. 

Danny Pomanto, yang juga pernah mengalami situasi serupa pada Pilkada Makassar 2018, mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut menunjukkan dampak negatif dari kotak kosong.

 Ia menilai bahwa hal ini dapat menyebabkan pemilihan harus diulang, seperti yang terjadi sebelumnya. Pomanto menegaskan bahwa fenomena kotak kosong bukanlah hal baru.

Namun ia berharap agar Pilgub Sulsel kali ini tidak terulang dengan isu yang sama. Dukungan untuk Kandidat yang Kuat Di tengah ketegangan ini, beberapa kandidat yang dianggap kuat dalam kontestasi Pilgub 2024 sedang mempersiapkan diri dengan serius.

 Petahana Andi Sudirman Sulaiman, yang saat ini berpasangan dengan Fatmawati Rusdi, mendapatkan dukungan dari beberapa partai besar. 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan partai koalisi seperti Demokrat dan PAN menunjukkan sinyal positif terhadap pasangan ini, memberikan dukungan yang signifikan untuk memenangkan kontestasi. 

PKS, dalam pernyataannya, menolak keras wacana kotak kosong dan menyatakan keinginan mereka untuk melihat pertarungan sehat antara kandidat.

 Hal ini menunjukkan bahwa ada konsensus di kalangan beberapa partai politik untuk memastikan Pilgub Sulsel berjalan dengan cara yang lebih demokratis dan transparan. 

Apa yang Bisa Diharapkan? Dengan latar belakang ini, pertarungan untuk kursi gubernur Sulsel pada 27 November 2024 akan menjadi sorotan utama. 

Masyarakat dan para pemangku kepentingan berharap agar proses pemilihan dapat berlangsung dengan lancar, tanpa adanya hambatan yang merugikan demokrasi. 

Harapan terbesar adalah agar pemilihan ini menghasilkan pemimpin yang benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat dan dapat membawa perubahan positif bagi Sulsel.

 Sementara itu, ketegangan politik yang muncul menjelang Pilgub Sulsel menjadi gambaran betapa dinamisnya proses demokrasi di Indonesia.

 Semua pihak diharapkan dapat berfokus pada pencapaian tujuan bersama memastikan proses demokrasi yang adil dan transparan.***

Posting Komentar untuk "Isu Kotak Kosong Pilgub Sulsel Memicu Ketegangan Politik "