Bu Nunuk Haji Furoda Bayar Rp 200 Juta Tapi Visanya Kunjungan Pribadi


Surabaya Media Duta,- Pemilik kedai STMJ Bu Nunuk Surabaya yang legendaris, Nunuk Widayanti (53) meninggal saat naik haji. Keluarganya mengetahui dia berangkat ke tanah suci sebagai jemaah haji furoda, tapi ternyata visanya kunjungan pribadi.

Bu Nunuk menunaikan Rukun Islam ke-5 bersama suaminya, Budi Santoso (55) pada 16 Juni 2024. Di tengah ibadah haji, Bu Nunuk sempat mengalami kendala dan sempat hilang 5 hari hingga diketahui meninggal dunia.

Anak-anak Bu Nunuk mengaku, mereka mulanya mengetahui bahwa ibu dan bapaknya itu berangkat haji melalui jasa biro travel dengan biaya mencapai Rp 200 juta per orang. Biro travel itu diduga menawarkan haji furoda.

"Mama saya bilang seperti itu (furoda). Harganya ratusan juta, di atas Rp 200 juta untuk satu orang," kata anak Bu Nunuk, Rizaldi Santoso (29) saat ditemui detikJatim di Kedai Bu Nunuk Jalan Ngagel Jaya Selatan, Rabu (24/7/2024).

Ternyata, pada saat Bu Nunuk dan suaminya tiba di tanah suci, mereka mengalami sejumlah kendala. Salah satunya sempat dikejar-kejar polisi Arab Saudi, tempat penginapan sempat didobrak dan mereka ditangkap.

Rizaldi dan keluarga pun mulai merasakan adanya kejanggalan. Selanjutnya Rizaldi meminta ayahnya memfotokan visa yang dibawa. Ternyata visa itu berbunyi untuk kepentingan pribadi, bukan beribadah haji.

"Jadi selama di sana sering telepon. Seperti banyak razia dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visanya saja bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," cerita Rizaldi kepada detikJatim.

Baru dari sanalah Rizaldi mengetahui bahwa kedua orang tuanya sebenarnya berangkat haji bukan sebagai peserta haji furoda, melainkan sebagai haji backpacker dengan visa kunjungan pribadi.

Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci. (Foto: Dok. Esti Widiyana/detikJatim)
"Terakhir-terakhir pihak travel bilang ke ayah saya. 

Katanya ini bukan travel, tapi backpacker, haji backpacker. Dari situ ayah saya bilang kalau ayah saya backpacker dan kesannya nggak ada travel di sini," jelasnya.

Rizaldi sendiri mengaku kedua orang tuanya memang sejak awal kurang mengetahui berangkat haji dengan travel apa. Keluarga baru mengetahui fakta keduanya berangkat sebagai haji backpaker ketika Bu Nunuk sudah meninggal.

Sekadar informasi, berdasarkan situs hajifuroda.id, haji furoda adalah ibadah haji yang diatur dan dikelola langsung Pemerintah Arab Saudi. Berbeda dengan haji yang diatur Kemenag RI, haji furoda punya keistimewaan.

Salah satunya, haji furoda tidak perlu waktu tunggu yang panjang seperti haji konvensional yang bisa mencapai puluhan tahun. Karena itu, haji furoda sering disebut sebagai haji tanpa antre atau haji non-kuota.

Izin visa untuk haji furoda juga didapatkan langsung melalui penggunaan visa mujmalah yang diberikan Pemerintah Arab Saudi melalui Kedutaan Besar di Republik Indonesia.

Karena tanpa waktu tunggu itulah biaya haji furoda cukup tinggi mencapai ratusan juta rupiah. Calon jemaah haji bisa langsung berangkat pada tahun yang sama setelah mendaftar.

Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH),Muhammad Firman Taufik menyatakan biaya untuk menjalani haji furoda tiap tahun bervariasi.(*)

Posting Komentar untuk "Bu Nunuk Haji Furoda Bayar Rp 200 Juta Tapi Visanya Kunjungan Pribadi"