KKB menembak mati sopir dan membakar mobil korban di Paniai. Foto: (Dok. Istimewa)
Jeneponto Media Duta,- Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, menembak mati sopir angkot asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Rusli (40). KKB pimpinan Undius Kogoya itu turut membakar mobil korban.
Aksi bengis KKB itu terjadi di Kampung Timida, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Selasa (11/6) sekitar pukul 13.30 WIT. Korban merupakan warga Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto.
"Telah terjadi penembakan terhadap 1 masyarakat sipil dan pembakaran 1 unit mobil," kata Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Selasa (11/6).
Dirangkum detikSulsel, Kamis (13/6/2024), berikut fakta-fakta KKB tembak mati sopir angkot asal Jeneponto:
Pelaku KKB Pimpinan Undius Kogoya
Faizal mengatakan, pelaku merupakan anggota KKB Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya. Namun selama ini mereka kerap beraksi di wilayah Kabupaten Paniai.
"Pelaku penembakan dan pembakaran ini adalah KKB Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya yang selama ini melakukan aksi kriminal di Kabupaten Paniai," bebernya.
Jenazah Rusli, korban penembakan KKB tiba di rumah duka di Jeneponto, Sulsel. Foto: (Akbar Razak/detikSulsel)
KKB Sempat Teror Warga Usai Beraksi
Kasatgas Humas OPS Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menyebut korban pertama kali ditemukan oleh warga.
Aksi bengis KKB itu terjadi di Kampung Timida, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Selasa (11/6) sekitar pukul 13.30 WIT. Korban merupakan warga Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto.
"Telah terjadi penembakan terhadap 1 masyarakat sipil dan pembakaran 1 unit mobil," kata Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Selasa (11/6).
Dirangkum detikSulsel, Kamis (13/6/2024), berikut fakta-fakta KKB tembak mati sopir angkot asal Jeneponto:
Pelaku KKB Pimpinan Undius Kogoya
Faizal mengatakan, pelaku merupakan anggota KKB Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya. Namun selama ini mereka kerap beraksi di wilayah Kabupaten Paniai.
"Pelaku penembakan dan pembakaran ini adalah KKB Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya yang selama ini melakukan aksi kriminal di Kabupaten Paniai," bebernya.
Jenazah Rusli, korban penembakan KKB tiba di rumah duka di Jeneponto, Sulsel. Foto: (Akbar Razak/detikSulsel)
KKB Sempat Teror Warga Usai Beraksi
Kasatgas Humas OPS Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menyebut korban pertama kali ditemukan oleh warga.
Saat itu warga melihat mobil di pinggir jalan lalu menemukan korban sudah tergeletak di dalam mobilnya.
"Masyarakat yang datang dari arah Kampung Enarotali hendak ke Kampung Kopo, Distrik Paniai Timur, melihat satu unit mobil berada di pinggir jalan dan dalam keadaan terbakar dan sopirnya dalam keadaan tersungkur di dalam mobil dan terdengar bunyi suara tembakan," tutur Bayu.
Tak berselang lama, tiba-tiba 10 anggota KKB muncul dari balik semak-semak. Masyarakat setempat sontak melarikan diri karena melihat pelaku membawa senjata.
"Terlihat sekelompok anggota KKB yang berjumlah 10 orang dengan membawa senjata api laras panjang keluar dari alang-alang pinggiran jalan sehingga membuat masyarakat yang melihat kejadian tersebut takut dan langsung kembali ke arah Kampung Masi," bebernya.
Detik-detik KKB Tembak Mati Sopir Angkot
Penembakan itu terekam dalam sebuah video yang diambil oleh KKB. Dalam video tersebut, memperlihatkan tiga dari 6 anggota KKB memastikan kondisi korban usai tertembak.
Salah satu anggota KKB berada di sisi kanan mobil sambil membuka pintu, sementara dua anggota KKB lainnya melihat dari kaca mobil. Selain itu, tiga anggota lainnya berada jauh dari mobil sambil memantau daerah sekitar.
Terlihat, enam anggota KKB itu membawa senjata api laras panjang. Lokasi kejadian juga berada di dekat pemukiman warga, hanya saja sepi.
Satu anggota KKB melaporkan insiden tersebut pascaberhasil melakukan penembakan. Keenam anggota KKB itu berteriak kegirangan merayakan perbuatan keji mereka. Selanjutnya, mobil korban dibakar dan mereka meninggalkan lokasi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Korban Merantau Jadi Sopir Angkot
Kerabat korban, Tajuddin mengatakan korban memang merantau untuk menjadi sopir angkot di Papua. Saat kejadian, korban baru saja pulang dari mengantar penumpang.
"Korban diadang oleh KKB usai mengantar penumpang dari Enaro ke Madi," ungkap Tajuddin kepada wartawan, Selasa (11/6).
Kepala Dusun Pabaeng-baeng, Jeneponto, Hendrik (37) menuturkan, korban sempat berpapasan dengan temannya bernama Emang. Sebelum berpapasan dengan Emang, korban lebih dulu bertemu dengan sopir lainnya bernama Ino di salah satu mesin ATM dan mengaku melihat korban mengantar dua orang penumpang wanita.
"Dua penumpang perempuan menurut teman sopirnya yang lain atas nama Ino, dia bilang saya terakhir ketemu Rusli di BRI," terang Hendrik di kediaman orang tua korban di Pabaeng-baeng, Rabu (12/6).
Kendati demikian, Hendrik enggan berkesimpulan jika dua penumpang tersebut adalah anggota KKB. Meskipun tak berselang lama setelah pertemuan itu, insiden penembakan pun terdengar.
Korban Sempat Telepon Teman
Hendrik juga menyebut, tak lama setelah korban berpapasan dengan Emang, korban menelepon. Korban menyampaikan jika dirinya akan dibunuh.
"Emang dan Rusli sempat berlawanan arah (papasan) lalu tidak lama kemudian Rusli (korban) menelepon Emang," kata Hendrik.
"Ancamannya bahwa saya akan dibunuh, itu yang dia bahasakan ke temannya atas nama Emang," ujarnya.
Jenazah Rusli tiba di rumah duka di Dusun Pabaeng-baeng, Desa Karelayu, Kecamatan Bontoramba, Rabu (12/6) sekitar pukul 19.40 Wita. Keluarga yang menunggu menyambut kedatangan jenazah dengan histeris.
Keluarga korban semula menunggu kedatangan jenazah di pinggir jalan dekat rumah duka. Saat jenazah tiba, keluarga yang menunggu seketika menangis histeris.
Salah seorang keluarga korban pingsan lantaran tak kuasa menahan kesedihan atas insiden yang menimpa korban.
Sejumlah warga kemudian berbondong-bondong mendekati jenazah korban saat akan dimasukkan ke rumah duka. Mereka tak menyangka Rusli tewas mengenaskan di tangan KKB. (asm/ata)
"Masyarakat yang datang dari arah Kampung Enarotali hendak ke Kampung Kopo, Distrik Paniai Timur, melihat satu unit mobil berada di pinggir jalan dan dalam keadaan terbakar dan sopirnya dalam keadaan tersungkur di dalam mobil dan terdengar bunyi suara tembakan," tutur Bayu.
Tak berselang lama, tiba-tiba 10 anggota KKB muncul dari balik semak-semak. Masyarakat setempat sontak melarikan diri karena melihat pelaku membawa senjata.
"Terlihat sekelompok anggota KKB yang berjumlah 10 orang dengan membawa senjata api laras panjang keluar dari alang-alang pinggiran jalan sehingga membuat masyarakat yang melihat kejadian tersebut takut dan langsung kembali ke arah Kampung Masi," bebernya.
Detik-detik KKB Tembak Mati Sopir Angkot
Penembakan itu terekam dalam sebuah video yang diambil oleh KKB. Dalam video tersebut, memperlihatkan tiga dari 6 anggota KKB memastikan kondisi korban usai tertembak.
Salah satu anggota KKB berada di sisi kanan mobil sambil membuka pintu, sementara dua anggota KKB lainnya melihat dari kaca mobil. Selain itu, tiga anggota lainnya berada jauh dari mobil sambil memantau daerah sekitar.
Terlihat, enam anggota KKB itu membawa senjata api laras panjang. Lokasi kejadian juga berada di dekat pemukiman warga, hanya saja sepi.
Satu anggota KKB melaporkan insiden tersebut pascaberhasil melakukan penembakan. Keenam anggota KKB itu berteriak kegirangan merayakan perbuatan keji mereka. Selanjutnya, mobil korban dibakar dan mereka meninggalkan lokasi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Korban Merantau Jadi Sopir Angkot
Kerabat korban, Tajuddin mengatakan korban memang merantau untuk menjadi sopir angkot di Papua. Saat kejadian, korban baru saja pulang dari mengantar penumpang.
"Korban diadang oleh KKB usai mengantar penumpang dari Enaro ke Madi," ungkap Tajuddin kepada wartawan, Selasa (11/6).
Kepala Dusun Pabaeng-baeng, Jeneponto, Hendrik (37) menuturkan, korban sempat berpapasan dengan temannya bernama Emang. Sebelum berpapasan dengan Emang, korban lebih dulu bertemu dengan sopir lainnya bernama Ino di salah satu mesin ATM dan mengaku melihat korban mengantar dua orang penumpang wanita.
"Dua penumpang perempuan menurut teman sopirnya yang lain atas nama Ino, dia bilang saya terakhir ketemu Rusli di BRI," terang Hendrik di kediaman orang tua korban di Pabaeng-baeng, Rabu (12/6).
Kendati demikian, Hendrik enggan berkesimpulan jika dua penumpang tersebut adalah anggota KKB. Meskipun tak berselang lama setelah pertemuan itu, insiden penembakan pun terdengar.
Korban Sempat Telepon Teman
Hendrik juga menyebut, tak lama setelah korban berpapasan dengan Emang, korban menelepon. Korban menyampaikan jika dirinya akan dibunuh.
"Emang dan Rusli sempat berlawanan arah (papasan) lalu tidak lama kemudian Rusli (korban) menelepon Emang," kata Hendrik.
"Ancamannya bahwa saya akan dibunuh, itu yang dia bahasakan ke temannya atas nama Emang," ujarnya.
Jenazah Rusli tiba di rumah duka di Dusun Pabaeng-baeng, Desa Karelayu, Kecamatan Bontoramba, Rabu (12/6) sekitar pukul 19.40 Wita. Keluarga yang menunggu menyambut kedatangan jenazah dengan histeris.
Keluarga korban semula menunggu kedatangan jenazah di pinggir jalan dekat rumah duka. Saat jenazah tiba, keluarga yang menunggu seketika menangis histeris.
Salah seorang keluarga korban pingsan lantaran tak kuasa menahan kesedihan atas insiden yang menimpa korban.
Sejumlah warga kemudian berbondong-bondong mendekati jenazah korban saat akan dimasukkan ke rumah duka. Mereka tak menyangka Rusli tewas mengenaskan di tangan KKB. (asm/ata)
Posting Komentar untuk "Nakal Benar KKB Tembak Mati Sopir Angkot Asal Jeneponto"