Pinrang Media Duta, - Heboh di media sosial siswa SD di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga tidak naik kelas karena pendiam. Pihak keluarga siswa itupun melakukan protes usai mengetahui informasi tersebut saat pembagian rapor di sekolah.
"Jadi istri saya yang pergi mengambil rapor dan begitu tahu kalau tidak naik kelas saya telepon kakak saya yang guru untuk ke sekolah," kata orang tua siswa, Yasruni kepada detikSulsel, Selasa (25/6/2024).
Kehebohan antara keluarga siswa dan pihak sekolah terjadi saat pembagian rapor di SDN 240 pada Sabtu (22/6) lalu. Pihak keluarga mengajukan keberatan kepada wali kelas dan guru-guru yang hadir.
"Kakak saya meminta penjelasan rasional mengapa anak saya tidak naik kelas dan meminta untuk meninjau ulang keputusan itu agar tetap naik kelas," paparnya.
Dia mengaku alasan tidak menaikkan anaknya karena hanya pendiam seperti penjelasan gurunya tidak masuk akal. Padahal ada siswa lain yang bahkan tidak tahu membaca tetapi tetap naik kelas.
"Masa hanya karena alasan pendiam di kelas tidak naik kelas, nah anak saya bisa membaca, dan anak siswa tidak bisa membaca tetap naik kelas. Makanya saya komplain karena alasannya tidak masuk akal," keluhnya.
Dia mengakui istrinya pernah dipanggil ke sekolah terkait sifat pendiam anaknya sehingga dirasa tidak aktif saat pelajaran sekolah. Namun dia memberikan penjelasan bahwa susah mengubah karena sifat sang anak.
"Pernah istri saya dipanggil ke sekolah, saya bilang bagaimana mau diubah jadi aktif kalau memang karakter anak memang begitu (pendiam). Mungkin gurunya tidak terima makanya dikasi tinggal kelas," bebernya.
Dia mengaku juga telah memindahkan anaknya ke sekolah berbeda. Dia khawatir anaknya akan dirundung jika masih tetap di sekolah yang lama.
"Saya pindahkan anak saya karena pasti dia di-bully kalau masih di situ sekolah," tuturnya.
Penjelasan Dikbud Pinrang
Terpisah, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang Ridwan mengatakan ada kesalahan informasi yang diterima oleh pihak orang tua. Dia menyebut siswa tersebut tetap naik kelas tetapi butuh pendampingan khusus selama 4 bulan.
"Sabtu itu video saya lihat dan saya konfirmasi ke kepsek. Jadi itu bukan tidak naik kelas, hanya pembinaan 4 bulan karena itu anak masuk kategori anak berkebutuhan khusus (ABK)," beber Ridwan.
Dia mengaku sudah ada solusi yang didapatkan, yakni anak tersebut akan pindah ke sekolah yang lain dan tetap naik kelas.
Kehebohan antara keluarga siswa dan pihak sekolah terjadi saat pembagian rapor di SDN 240 pada Sabtu (22/6) lalu. Pihak keluarga mengajukan keberatan kepada wali kelas dan guru-guru yang hadir.
"Kakak saya meminta penjelasan rasional mengapa anak saya tidak naik kelas dan meminta untuk meninjau ulang keputusan itu agar tetap naik kelas," paparnya.
Dia mengaku alasan tidak menaikkan anaknya karena hanya pendiam seperti penjelasan gurunya tidak masuk akal. Padahal ada siswa lain yang bahkan tidak tahu membaca tetapi tetap naik kelas.
"Masa hanya karena alasan pendiam di kelas tidak naik kelas, nah anak saya bisa membaca, dan anak siswa tidak bisa membaca tetap naik kelas. Makanya saya komplain karena alasannya tidak masuk akal," keluhnya.
Dia mengakui istrinya pernah dipanggil ke sekolah terkait sifat pendiam anaknya sehingga dirasa tidak aktif saat pelajaran sekolah. Namun dia memberikan penjelasan bahwa susah mengubah karena sifat sang anak.
"Pernah istri saya dipanggil ke sekolah, saya bilang bagaimana mau diubah jadi aktif kalau memang karakter anak memang begitu (pendiam). Mungkin gurunya tidak terima makanya dikasi tinggal kelas," bebernya.
Dia mengaku juga telah memindahkan anaknya ke sekolah berbeda. Dia khawatir anaknya akan dirundung jika masih tetap di sekolah yang lama.
"Saya pindahkan anak saya karena pasti dia di-bully kalau masih di situ sekolah," tuturnya.
Penjelasan Dikbud Pinrang
Terpisah, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang Ridwan mengatakan ada kesalahan informasi yang diterima oleh pihak orang tua. Dia menyebut siswa tersebut tetap naik kelas tetapi butuh pendampingan khusus selama 4 bulan.
"Sabtu itu video saya lihat dan saya konfirmasi ke kepsek. Jadi itu bukan tidak naik kelas, hanya pembinaan 4 bulan karena itu anak masuk kategori anak berkebutuhan khusus (ABK)," beber Ridwan.
Dia mengaku sudah ada solusi yang didapatkan, yakni anak tersebut akan pindah ke sekolah yang lain dan tetap naik kelas.
Pihak orang tua juga sepakat menghapus video yang ramai beredar di media sosial karena khawatir mengundang kesalahpahaman."Orang tua siap menghapus semua postingan di medsos," pungkasnya.
Dalam video beredar, terlihat paman dari anak yang tidak naik kelas merekam sambil memprotes guru yang membuat ponakannya tinggal kelas. Dia mendesak guru transparan terkait indikator seorang siswa tidak naik kelas.
"Ini pendidikan nasional harus kita perbaiki, saya juga guru," tegasnya.(sar/asm)
Dalam video beredar, terlihat paman dari anak yang tidak naik kelas merekam sambil memprotes guru yang membuat ponakannya tinggal kelas. Dia mendesak guru transparan terkait indikator seorang siswa tidak naik kelas.
"Ini pendidikan nasional harus kita perbaiki, saya juga guru," tegasnya.(sar/asm)
Posting Komentar untuk "Dikbud Beri Penjelasan, Bukan Tinggal Kelas Tetap Naik Hanya Perlu Pendampingan"