Foto: Kepala Bidang Damkar Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Selayar, Abdul Rahman. (Dok. Istimewa)
Selayar Media Duta,- Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku kekurangan armada untuk menjangkau 11 kecamatan, 6 di daratan dan 5 di kepulauan. Idealnya, tiap kecamatan setidaknya memiliki minimal 1 armada damkar.
"Memang kami akui bahwa keberadaan damkar di Selayar ini belum pada kondisi ideal," ujar Kepala Bidang Damkar Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Selayar, Abdul Rahman, Sabtu (25/5/2024).
Rahman membeberkan saat ini Damkar Selayar memiliki 5 armada yang beroperasi di 4 pos. Rinciannya, untuk wilayah daratan, yakni 2 armada di Pos Kecamatan Benteng (induk), 1 armada di Pos Bontosikuyu, dan 1 armada di Pos Bontomatene. Sementara, 1 armada di kepulauan, yakni Pos Pasimasunggu.
"Di antara 5 kecamatan di kepulauan, untuk keberadaan damkar baru ada di satu pulau, Pulau Jampea, dengan wilayah dua kecamatan. Pos kami ada di Kecamatan Pasimasunggu dengan wilayah kerja Pasimasunggu itu sendiri dan Pasimasunggu Timur," katanya.
Rahman mengatakan insiden kebakaran di Pulau Kayuadi, Kecamatan Taka Bonerate, pada Rabu (22/5) malam lalu, menjadi atensi bahwa di wilayah setempat sangat membutuhkan armada damkar. Begitupun, kata dia, di pulau-pulau lainnya.
"Dengan adanya kejadian ini (kebakaran di Kayuadi) tentu menjadi perhatian buat kami untuk mengusulkan pengadaan armada tambahan. Tidak hanya kepada pemerintah daerah kabupaten, tetapi juga ke provinsi, bahkan jika memungkinkan ada ruang meminta bantuan ke pusat," ucapnya.
Menurut Rahman, mempertimbangkan letak geografis, Selayar setidaknya butuh 1 armada di tiap kecamatan. Namun, kata dia, wilayah kepulauan tentunya mesti punya perlakuan berbeda.
"Idealnya 1 kecamatan, 1 armada. Itu minimal. Apalagi ini berbeda pulau. Seandainya 11 kecamatan ini satu daratan semuanya, mungkin tidak seperti itu. Tapi, kondisi Selayar berbeda dengan kabupaten lain di Sulawesi Selatan," bebernya.
Rahman yang menjabat Kepala Bidang Damkar Selayar per Desember 2023 lalu mengungkapkan, pengadaan damkar di Selayar terakhir dilakukan pada 2019 lalu. Dia pun berharap pemerintah daerah, eksekutif maupun legislatif, memberikan perhatian atas minimnya armada damkar.
"Wah, itu sudah lama. Saya sempat crosscheck pengadaan itu di bawah tahun 2020. Jadi, tidak ada pengadaan selama hampir lima tahun.
"Memang kami akui bahwa keberadaan damkar di Selayar ini belum pada kondisi ideal," ujar Kepala Bidang Damkar Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Selayar, Abdul Rahman, Sabtu (25/5/2024).
Rahman membeberkan saat ini Damkar Selayar memiliki 5 armada yang beroperasi di 4 pos. Rinciannya, untuk wilayah daratan, yakni 2 armada di Pos Kecamatan Benteng (induk), 1 armada di Pos Bontosikuyu, dan 1 armada di Pos Bontomatene. Sementara, 1 armada di kepulauan, yakni Pos Pasimasunggu.
"Di antara 5 kecamatan di kepulauan, untuk keberadaan damkar baru ada di satu pulau, Pulau Jampea, dengan wilayah dua kecamatan. Pos kami ada di Kecamatan Pasimasunggu dengan wilayah kerja Pasimasunggu itu sendiri dan Pasimasunggu Timur," katanya.
Rahman mengatakan insiden kebakaran di Pulau Kayuadi, Kecamatan Taka Bonerate, pada Rabu (22/5) malam lalu, menjadi atensi bahwa di wilayah setempat sangat membutuhkan armada damkar. Begitupun, kata dia, di pulau-pulau lainnya.
"Dengan adanya kejadian ini (kebakaran di Kayuadi) tentu menjadi perhatian buat kami untuk mengusulkan pengadaan armada tambahan. Tidak hanya kepada pemerintah daerah kabupaten, tetapi juga ke provinsi, bahkan jika memungkinkan ada ruang meminta bantuan ke pusat," ucapnya.
Menurut Rahman, mempertimbangkan letak geografis, Selayar setidaknya butuh 1 armada di tiap kecamatan. Namun, kata dia, wilayah kepulauan tentunya mesti punya perlakuan berbeda.
"Idealnya 1 kecamatan, 1 armada. Itu minimal. Apalagi ini berbeda pulau. Seandainya 11 kecamatan ini satu daratan semuanya, mungkin tidak seperti itu. Tapi, kondisi Selayar berbeda dengan kabupaten lain di Sulawesi Selatan," bebernya.
Rahman yang menjabat Kepala Bidang Damkar Selayar per Desember 2023 lalu mengungkapkan, pengadaan damkar di Selayar terakhir dilakukan pada 2019 lalu. Dia pun berharap pemerintah daerah, eksekutif maupun legislatif, memberikan perhatian atas minimnya armada damkar.
"Wah, itu sudah lama. Saya sempat crosscheck pengadaan itu di bawah tahun 2020. Jadi, tidak ada pengadaan selama hampir lima tahun.
Harapannya, tentu kami berharap semua stakeholders bisa bahu-membahu memberikan perhatian. Salah satunya adalah ada penambahan armada dan beberapa pos, khususnya wilayah yang belum tersentuh damkar," tuturnya.(Nurhidayat said)
Posting Komentar untuk "Damkar Selayar Kekurangan Armada"