Foto: Mantan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Ahmad Nurfajri)
Makassar Media Duta,- Mantan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menitipkan agenda pembangunan Dtadion di Kawasan GOR Sudiang, Kota Makassar, tetap dilanjutkan.
Bahtiar juga meminta agar potensi tambang nikel eks PT Vale dikawal dengan baik demi meningkatkan ekonomi masyarakat "Memang itu stadion tidak bisa dikerjakan kalau tidak ada jalannya.
Dan saya (Pemprov) juga tidak punya uang," kata Bahtiar saat acara ramah tamah dan pelepasan Bahtiar di Pelataran Ininnawa, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu (18/5/2024) malam.
Bahtiar berharap Pj Gubernur Sulsel yang baru, Prof Zudan Arif Fakrulloh tetap bekerja sama dengan Pemkot Makassar untuk memastikan proyek stadion itu berjalan sesuai program. Dia juga meminta Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto memperkuat kolaborasi dengan Pemprov Sulsel.
"Pak Wali, kita tetap lanjutkan stadion itu. Karena itu harapan masyarakat Sulsel. Nanti juga saya bilang ke Pak Zudan," tambah Bahtiar.
Bahtiar juga menyinggung potensi nikel eks Vale di Luwu Timur (Lutim) untuk dikawal secara ketat. Menurut dia, tambang nikel itu menjadi rebutan oleh banyak pihak sehingga perlu mendapat atensi semua pihak.
"Seluruh rakyat Sulsel harus kawal. Dari forum ini saya minta wartawan, Anda kawal. Kita punya (hasil) tanah yang namanya nikel di Luwu Timur. Itu diperebutkan orang seluruh dunia," paparnya.
Menurut Bahtiar, pihaknya sudah mengupayakan agar potensi nikel itu diurus oleh Perseroda Sulsel dan Pemkab Lutim. Dia menilai, potensi nikel tersebut dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Sulsel.
"Eks Vale, sedang saya upayakan menjadi bagian sumber kehidupan masyarakat Sulsel melalui Perseroda kita. Bersama Perseroda Luwu Timur, kami sudah melakukan negosiasi. Awasi betul ini," sebutnya.
"Jangan sampai Eks Vale 6 ribu hektare lebih itu dibelokkan untuk kepentingan pribadi. Awasi, karena itu salah satu peluang kita untuk membuat daerah punya sumber PAD," tegas Bahtiar.
Dia menjelaskan, tambang nikel itu sudah diurus di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahtiar mengatakan, jika upaya itu sukses, maka Sulsel berhasil mendapatkan PAD sebesar Rp 3 triliun.
"Jadi Vale ini ada dua, Vale secara perusahaan itu menambah modal, namanya divestasi, ada Rp 178 Triliun, 10 persen dikeluarkan untuk pemerintah, 4 persen untuk pemerintah pusat, 4 persen untuk Pemprov dan Pemkab Luwu Timur. Itu sumber uang kita. Dikawal itu, jangan sampai kemana-mana lagi itu barang," urainya.
"Yang kedua, adalah eks Vale, menurut undang-undang oleh BUMN dalam hal ini PT Antam. Ini sedang berproses. Kalau ini bisa berjalan setengah tahun ke depan, keyakinan saya, angka Rp 3 Triliun insyaallah bisa jalan, menutupi apa yang kekurangan kita. Saya pengen aset Sulsel ini dimanfaatkan dengan benar," sambung Bahtiar.
Dalam kesempatannya, Bahtiar yang kini menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) memohon maaf selama memimpin Sulsel.
Bahtiar berharap Pj Gubernur Sulsel yang baru, Prof Zudan Arif Fakrulloh tetap bekerja sama dengan Pemkot Makassar untuk memastikan proyek stadion itu berjalan sesuai program. Dia juga meminta Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto memperkuat kolaborasi dengan Pemprov Sulsel.
"Pak Wali, kita tetap lanjutkan stadion itu. Karena itu harapan masyarakat Sulsel. Nanti juga saya bilang ke Pak Zudan," tambah Bahtiar.
Bahtiar juga menyinggung potensi nikel eks Vale di Luwu Timur (Lutim) untuk dikawal secara ketat. Menurut dia, tambang nikel itu menjadi rebutan oleh banyak pihak sehingga perlu mendapat atensi semua pihak.
"Seluruh rakyat Sulsel harus kawal. Dari forum ini saya minta wartawan, Anda kawal. Kita punya (hasil) tanah yang namanya nikel di Luwu Timur. Itu diperebutkan orang seluruh dunia," paparnya.
Menurut Bahtiar, pihaknya sudah mengupayakan agar potensi nikel itu diurus oleh Perseroda Sulsel dan Pemkab Lutim. Dia menilai, potensi nikel tersebut dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Sulsel.
"Eks Vale, sedang saya upayakan menjadi bagian sumber kehidupan masyarakat Sulsel melalui Perseroda kita. Bersama Perseroda Luwu Timur, kami sudah melakukan negosiasi. Awasi betul ini," sebutnya.
"Jangan sampai Eks Vale 6 ribu hektare lebih itu dibelokkan untuk kepentingan pribadi. Awasi, karena itu salah satu peluang kita untuk membuat daerah punya sumber PAD," tegas Bahtiar.
Dia menjelaskan, tambang nikel itu sudah diurus di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahtiar mengatakan, jika upaya itu sukses, maka Sulsel berhasil mendapatkan PAD sebesar Rp 3 triliun.
"Jadi Vale ini ada dua, Vale secara perusahaan itu menambah modal, namanya divestasi, ada Rp 178 Triliun, 10 persen dikeluarkan untuk pemerintah, 4 persen untuk pemerintah pusat, 4 persen untuk Pemprov dan Pemkab Luwu Timur. Itu sumber uang kita. Dikawal itu, jangan sampai kemana-mana lagi itu barang," urainya.
"Yang kedua, adalah eks Vale, menurut undang-undang oleh BUMN dalam hal ini PT Antam. Ini sedang berproses. Kalau ini bisa berjalan setengah tahun ke depan, keyakinan saya, angka Rp 3 Triliun insyaallah bisa jalan, menutupi apa yang kekurangan kita. Saya pengen aset Sulsel ini dimanfaatkan dengan benar," sambung Bahtiar.
Dalam kesempatannya, Bahtiar yang kini menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) memohon maaf selama memimpin Sulsel.
Dia juga berterima kasih kepada unsur forkopimda Sulsel serta seluruh bupati dan wali kota yang mendukungnya selama menjadi Pj Gubernur Sulsel.
"Saya sekali lagi, tak luput sebagai manusia biasa memohon maaf lahir dan batin. Jika dalam perilaku pribadi ada kekurangan. Atas izin Allah SWT Bapak Presiden, sekali lagi memberi kesempatan ke saya yang ketiga kalinya untuk menjadi Pj Gubernur. Ini kesyukuran bagi saya. Jadi saya menerima penugasan sebagai kebaikan," tutup Bahtiar.
Diketahui, Bahtiar digantikan oleh Prof Zudan Arif Fakrulloh sebagai Pj Gubernur Sulsel usai dilantik Mendagri Tito Karnavian, Jumat (17/5).
"Saya sekali lagi, tak luput sebagai manusia biasa memohon maaf lahir dan batin. Jika dalam perilaku pribadi ada kekurangan. Atas izin Allah SWT Bapak Presiden, sekali lagi memberi kesempatan ke saya yang ketiga kalinya untuk menjadi Pj Gubernur. Ini kesyukuran bagi saya. Jadi saya menerima penugasan sebagai kebaikan," tutup Bahtiar.
Diketahui, Bahtiar digantikan oleh Prof Zudan Arif Fakrulloh sebagai Pj Gubernur Sulsel usai dilantik Mendagri Tito Karnavian, Jumat (17/5).
Pada saat yang sama, Bahtiar juga dilantik menjadi Pj Gubernur Sulbar, provinsi yang sempat dipimpin Prof Zudan sebelumnya. (sar/sar)
Posting Komentar untuk "Bahtiar Titip Stadion Sudiang Makassar Tetap Dilanjutkan"