Kepala Kemenag Lahat Joni
Lahat Media Duta Online,- Polisi terus mengusut kasus penganiayaan yang dialami oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Lahat, Sumatera Selatan, oleh Kades bernama Joni Hartono. Muncul dugaan bahwa kejadian itu bermula ketika Joni awalnya melakukan pungli terhadap pembangunan pondok pesantren milik Santoso.
Dari keterangan yang diterima Media Duta, beberapa waktu lalu sebelum kejadian, Santoso awalnya menyayangkan tindakan Joni yang diduga melakukan pungli terhadap Ponpes Al Ikhlas di desa yang dipimpin Joni.
Bahkan menurut Santoso, sosok Joni tak mencerminkan sebagai seorang pemimpin, karena telah semena-mena dan arogan hingga mengancam mau bakar Ponpes tersebut.
"Jadi jangan arogan ketika sedang mempunyai kuasa, saya yang setingkat seperti ini saja diperlakukan seperti itu, apalagi masyarakat biasa," kata Santoso, Jumat (1/8/2023).
Padahal, Santoso sendiri memastikan bahwa antara ia dan Joni tak pernah terlibat masalah pribadi. Sekitar satu minggu lalu, Joni hendak meminjam uang kepadanya. Namun karena sedang menempuh kuliah di Palembang, Santoso mengaku dirinya tak dapat memenuhi permintaan Joni saat itu.
Tak berhasil mendapat uang darinya, Joni disebut-sebut juga mengirim pesan ke istri Santoso dan meminta jatah pungli atas pembangunan ponpes milik Santoso yang masih berlangsung.
"Jadi, saya tidak ada permasalahan kontak fisik apa pun sebelumnya sama dia (Joni), tapi sangat saya sayangkan kelakuannya itu," katanya.
Santoso sudah melaporkan kejadian itu ke polisi. Meskipun secara pribadi ia sudah memaafkan, namun ia menyerahkan proses hukum sepenuhnya ke pihak berwajib.
"Kejadian ini sudah saya laporkan ke pihak berwajib, saya maafkan kelakuan kades tersebut, tapi proses hukum tetap berjalan," tegas Santoso.
Dikonfirmasi terpisah, Kades Masam Bulau Joni Hartono mengatakan jika peristiwa penganiayaan itu terjadi karena tak disengaja. Joni berharap kasusnya ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Maaf, saya tidak terlalu paham, kejadiannya cepat dan spontan. Saya harap masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Joni, terpisah.
Terkait keterangan Santoso dan Joni tersebut, Kapolsek Tanjung Sakti Pumi Lahat, Iptu Yogi Malta mengatakan pihaknya belum dapat menyimpulkan keterangan itu karena proses penyelidikan masih berlangsung.
"Kita belum dapat menyimpulkan, kita masih menyelidiki, memeriksa saksi-saksi yang ada di lokasi kejadian. Pelapor (Santoso) dan terlapor (Joni) juga belum dimintai keterangan," kata Kapolsek.
Meski begitu, Yogi mengaku pihak akan menghimpun semua informasi yang ada dan akan dicocokkan dengan keterangan saksi-saksi serta temuan petugas di lapangan.
"Iya, semua informasi itu kita terima. Yang kita belum dapat keterangan langsung kalau (awal mula) kejadiannya seperti itu. Kita masih dalami, semua informasi juga akan kita dalami," jelasnya. (*)
Bahkan menurut Santoso, sosok Joni tak mencerminkan sebagai seorang pemimpin, karena telah semena-mena dan arogan hingga mengancam mau bakar Ponpes tersebut.
"Jadi jangan arogan ketika sedang mempunyai kuasa, saya yang setingkat seperti ini saja diperlakukan seperti itu, apalagi masyarakat biasa," kata Santoso, Jumat (1/8/2023).
Padahal, Santoso sendiri memastikan bahwa antara ia dan Joni tak pernah terlibat masalah pribadi. Sekitar satu minggu lalu, Joni hendak meminjam uang kepadanya. Namun karena sedang menempuh kuliah di Palembang, Santoso mengaku dirinya tak dapat memenuhi permintaan Joni saat itu.
Tak berhasil mendapat uang darinya, Joni disebut-sebut juga mengirim pesan ke istri Santoso dan meminta jatah pungli atas pembangunan ponpes milik Santoso yang masih berlangsung.
"Jadi, saya tidak ada permasalahan kontak fisik apa pun sebelumnya sama dia (Joni), tapi sangat saya sayangkan kelakuannya itu," katanya.
Santoso sudah melaporkan kejadian itu ke polisi. Meskipun secara pribadi ia sudah memaafkan, namun ia menyerahkan proses hukum sepenuhnya ke pihak berwajib.
"Kejadian ini sudah saya laporkan ke pihak berwajib, saya maafkan kelakuan kades tersebut, tapi proses hukum tetap berjalan," tegas Santoso.
Dikonfirmasi terpisah, Kades Masam Bulau Joni Hartono mengatakan jika peristiwa penganiayaan itu terjadi karena tak disengaja. Joni berharap kasusnya ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Maaf, saya tidak terlalu paham, kejadiannya cepat dan spontan. Saya harap masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Joni, terpisah.
Terkait keterangan Santoso dan Joni tersebut, Kapolsek Tanjung Sakti Pumi Lahat, Iptu Yogi Malta mengatakan pihaknya belum dapat menyimpulkan keterangan itu karena proses penyelidikan masih berlangsung.
"Kita belum dapat menyimpulkan, kita masih menyelidiki, memeriksa saksi-saksi yang ada di lokasi kejadian. Pelapor (Santoso) dan terlapor (Joni) juga belum dimintai keterangan," kata Kapolsek.
Meski begitu, Yogi mengaku pihak akan menghimpun semua informasi yang ada dan akan dicocokkan dengan keterangan saksi-saksi serta temuan petugas di lapangan.
"Iya, semua informasi itu kita terima. Yang kita belum dapat keterangan langsung kalau (awal mula) kejadiannya seperti itu. Kita masih dalami, semua informasi juga akan kita dalami," jelasnya. (*)
Posting Komentar untuk " Kepala Kemenag Lahat Ditonjok Oknum Kades Sampai Masuk Rumah Sakit"