Andi Rachmatika Dewi
Sejatinya, jembatan tersebut rusak parah pasca diterjang banjir bandang sejak Januari 2019 silam.
Legislator Fraksi Partai Nasdem itu menyebutkan, jembatan sepanjang 50 meter tersebut adalah kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.
"Setelah saling lempar tanggung jawab akhirnya kami menemukan titik temu bahwa Balai Pompengan
sebagai yang memiliki aset bertanggung jawab dalam hal ini," kata Rachmatika Dewi Selasa (18/7/2023).
Lantaran tidak bertanggung jawab, DPRD Sulsel mendesak pihak balai untuk memberikan aset tersebut ke Pemerintah Kabupaten Gowa.
Hal itu disampaikan melalui forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar beberapa bulan Mei 2023 lalu.
Pada awalnya, pembangunan Jembatan Je'ne Lata dibangun sebagai akses pendukung untuk menunjang kelancaran pekerjaan proyek bendungan Bili-bili oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.
Namun, sampai saat ini jembatan tersebut tidak pernah dianggarkan untuk perbaikan.
Kendati sudah ada atensi dari anggota dewan, nyatanya pihak balai belum pernah melakukan pelimpahan aset kepada Pemkab Gowa.
Belum lah. Namun, kita berharap kawan-kawan balai pompengan, balai jalan nasional, Pemprov Sulsel dan terkhusus Pemda Gowa yg tetap ikut turun tangan dalam menjaga keberlangsungan jembatan tersebut," tandasnya.
Diberikan sebelumnya, Rusak parah sejak empat tahun lalu, hingga kini Jembatan penghubung Desa Tanakaraeng - Desa Moncongloe Kecamatan Manuju, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), tak kunjung diperbaiki.
Pasalnya, pasca diterjang banjir bandang sejak Januari 2019 silam, belum juga mendapat perbaikan dari pemerintah.
Jembatan darurat dengan panjang kurang lebih 50 meter ini merupakan kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.
Padahal, jembatan yang tak layak itu merupakan akses utama bagi warga sekitar maupun yang menuju ke pusat perkotaan, Kabupaten Gowa.
Dari informasi yang diterima, pengendara yang melintas harus bergantian dengan kendaraan dari lawan arah. Sebab, kondisi jembatannya cukup sempit.
Salah satu warga, Muhammad Idil mengeluh dengan kondisi akses jembatan tersebut.
Bahkan, pengendara bermotor yang hendak melintas harus bergantian dengan kendaraan dari arah berlawanan.
Begitupun dengan kendaraan roda empat harus ekstra hati-hati, karena bantalan jembatan hanya beralas berbahan kayu lapuk.
"Sudah banyak pengendara roda dua yang tergelincir. Bahkan beberapa waktu lalu ada warga yang terpental sampai handphonenya jatuh ke sungai," kata Muhammad Ilham.(*)
Posting Komentar untuk "Balai Pompengan Jeneberang, Tak Kunjung Perbaiki Jembatan Yang Roboh"