Makassar Media Duta Online, - Pria bernama Joshua (24) terungkap sangat panik saat mengetahui mahasiswi Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas), Masra (20) tewas setelah ia aniaya. Joshua juga sempat mengecek detak jantung Masra yang sudah terbujur kaku.
Hal tersebut diungkapkan oleh teman kos Masra, Kurnia Rasyid (20). Kurnia awalnya curiga air di penampungan di kos tempatnya tinggal, Pondok Madinah, Tamalanrea selalu habis pada Sabtu (10/6).
Kurnia bersama teman kosnya yang lain lantas mencari sumber masalah tersebut. Kurnia kemudian mendengar suara air mengalir dari dalam kamar korban.
Kurnia bersama teman kosnya yang lain lantas mencari sumber masalah tersebut. Kurnia kemudian mendengar suara air mengalir dari dalam kamar korban.
"Ini awalnya suara kran yang kedengaran dari kamarnya kedengaran terus, jadi kita kenapa air di penampungan itu habis terus padahal sudah dikasi penuh tadi," kata Kurnia kepada detikSulsel, Selasa (13/6/2023).
"Terus kita cari-cari kan siapa ini yang krannya terbuka. Jadi suara keran airnya dari tadi siang itu ternyata dari kamarnya," paparnya.
Tanpa basa basi Kurnia langsung mengetuk pintu kamar kos korban. Namun korban tidak memberikan respons dan nomor korban tidak aktif pada saat dihubungi.
"Makanya cobalah diintip di jendela, dan di situ kelihatan sudah terbaring dalam keadaan begitu (telentang) jadi kita panik," jelasnya.
Kurnia yang panik segera membuka pintu kamar korban yang ternyata tak terkunci. Setelah itu, salah satu dari teman kos korban menghubungi pelaku yang ia ketahui cukup akrab dengan korban.
Menurut Kurnia, dia saat itu tidak mengetahui pasti jika korban dan Joshua memiliki hubungan pacaran. Kurnia mengira pelaku hanya penjual nasi goreng yang kerap membawa makanan di kos korban.
"Ada teman kos depan kamar saya yang hubungi dia, karena kebetulan dia tahu si cowok ini. Cuman tidak tahu kalau dia ternyata pacaran, karena kan ini sebatas penjual nasi (goreng) yang biasa antar ke kos-an, pesan online terus datang antar gitu," tuturnya.
Kurnia mengatakan pelaku menunjukkan muka panik dengan kondisi pacarnya tersebut. Bahkan pelaku juga membantu untuk membawa korban ke rumah sakit agar diberi pertolongan.
"Dia coba periksa berusaha mendengar denyut jantung gitu tapi tidak ada hasil jadi dia lari keluar minta bantuan untuk pinjam mobil tapi dia tidak dapat makanya kami yang hubungi ini grab," tegasnya.
Saat korban dibawa ke rumah sakit Unhas, pelaku dibantu dengan dua rekan teman kos korban. Tiba di rumah sakit, korban langsung dibantu dengan bantuan pernafasan namun korban divonis meninggal dunia.
"Berusaha diberi napas bantuan bukan napas bantuan maksudnya oksigen lah. Tapi tidak lama setelah di kasi itu skier barulah divonis meninggal," ungkapnya.
Menurut Kurnia, dia baru mengetahui jika pelaku dan korban berpacaran setelah dokter mempertanyakan hubungan pelaku dengan korban. Pelaku pun secara spontan menjawab jika mereka memiliki hubungan spesial.
"Di situ kami baru tahu karena dokter nanya ini keluarganya bilang bukan, ini siapanya dia langsung jawab spontan kalau dia ternyata pacarnya. Oh kami juga baru tahu kalau mereka pacaran," tegasnya.
Joshua Ditahan Penyidik
Kurnia mengungkapkan dirinya tidak pernah berpisah dengan Joshua selama di rumah sakit. Bahkan dirinya dan pelaku sama-sama diinterogasi oleh pihak kepolisian di ruangan yang sama.
"Saya sama terus karena udah ditahan kan sama polisi katanya kita kan diinterogasi dulu jadi kita kumpul terus sama terus di satu ruangan sama si pelaku," imbuhnya.
Namun tepat pada Minggu (12/6) sekitar pukul 07.00 pagi, Kurnia dan satu rekannya diizinkan untuk pulang. Sementara pacar korban tetap ditahan pihak kepolisian.
"Karena kayaknya sudah dicurigai deh karena pas pagi kata si polisi yang cewek pulang, tapi yang cowok jangan," katanya.
Pelaku Memang Sempat Datang ke Kos Korban
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan bahwa sebelum datang mengevakuasi mayat korban, pelaku sebenarnya orang terakhir yang pergi dari kamar kos korban yakni sekitar pukul 18.00 Wita.
Saat itulah pelaku diduga menganiaya korban dan memaksanya meminum obat penggugur kandungan. Pasalnya korban sedang hamil 4 bulan.
"Tanggal 10 (hari Sabtu) itu kan rangkaiannya dari 18.00 Wita, terus sebelum-sebelumnya itu sudah ada pertemuan (dan diduga terjadi penganiayaan)," kata Kombes Ngajib.
Dia mengatakan pelaku keluar dari kamar kos korban usai memaksanya meminum obat penggugur kandungan yang disertai dugaan penganiayaan. Selanjutnya, korban ditemukan tewas oleh tetangga kamar kosnya.
"Diduga (korban sudah meninggal saat pelaku keluar kos). Setelah itu kan tetangga kos-kosan yang bahwa korban meninggal karena tau pacarnya ini orang ini telepon pacarnya meninggal dia balik lagi ke situ barulah bareng-bareng ke rumah sakit," kata Ngajib.
Ngajib mengatakan pihaknya menyimpulkan Joshua sebagai terduga pelaku karena dia merupakan orang terakhir yang bertemu korban.
"Keterangan dari saksi-saksi, orang yang terakhir datang ke situ si laki-lakinya itu," kata Ngajib. (hmw/ata)
"Terus kita cari-cari kan siapa ini yang krannya terbuka. Jadi suara keran airnya dari tadi siang itu ternyata dari kamarnya," paparnya.
Tanpa basa basi Kurnia langsung mengetuk pintu kamar kos korban. Namun korban tidak memberikan respons dan nomor korban tidak aktif pada saat dihubungi.
"Makanya cobalah diintip di jendela, dan di situ kelihatan sudah terbaring dalam keadaan begitu (telentang) jadi kita panik," jelasnya.
Kurnia yang panik segera membuka pintu kamar korban yang ternyata tak terkunci. Setelah itu, salah satu dari teman kos korban menghubungi pelaku yang ia ketahui cukup akrab dengan korban.
Menurut Kurnia, dia saat itu tidak mengetahui pasti jika korban dan Joshua memiliki hubungan pacaran. Kurnia mengira pelaku hanya penjual nasi goreng yang kerap membawa makanan di kos korban.
"Ada teman kos depan kamar saya yang hubungi dia, karena kebetulan dia tahu si cowok ini. Cuman tidak tahu kalau dia ternyata pacaran, karena kan ini sebatas penjual nasi (goreng) yang biasa antar ke kos-an, pesan online terus datang antar gitu," tuturnya.
Kurnia mengatakan pelaku menunjukkan muka panik dengan kondisi pacarnya tersebut. Bahkan pelaku juga membantu untuk membawa korban ke rumah sakit agar diberi pertolongan.
"Dia coba periksa berusaha mendengar denyut jantung gitu tapi tidak ada hasil jadi dia lari keluar minta bantuan untuk pinjam mobil tapi dia tidak dapat makanya kami yang hubungi ini grab," tegasnya.
Saat korban dibawa ke rumah sakit Unhas, pelaku dibantu dengan dua rekan teman kos korban. Tiba di rumah sakit, korban langsung dibantu dengan bantuan pernafasan namun korban divonis meninggal dunia.
"Berusaha diberi napas bantuan bukan napas bantuan maksudnya oksigen lah. Tapi tidak lama setelah di kasi itu skier barulah divonis meninggal," ungkapnya.
Menurut Kurnia, dia baru mengetahui jika pelaku dan korban berpacaran setelah dokter mempertanyakan hubungan pelaku dengan korban. Pelaku pun secara spontan menjawab jika mereka memiliki hubungan spesial.
"Di situ kami baru tahu karena dokter nanya ini keluarganya bilang bukan, ini siapanya dia langsung jawab spontan kalau dia ternyata pacarnya. Oh kami juga baru tahu kalau mereka pacaran," tegasnya.
Joshua Ditahan Penyidik
Kurnia mengungkapkan dirinya tidak pernah berpisah dengan Joshua selama di rumah sakit. Bahkan dirinya dan pelaku sama-sama diinterogasi oleh pihak kepolisian di ruangan yang sama.
"Saya sama terus karena udah ditahan kan sama polisi katanya kita kan diinterogasi dulu jadi kita kumpul terus sama terus di satu ruangan sama si pelaku," imbuhnya.
Namun tepat pada Minggu (12/6) sekitar pukul 07.00 pagi, Kurnia dan satu rekannya diizinkan untuk pulang. Sementara pacar korban tetap ditahan pihak kepolisian.
"Karena kayaknya sudah dicurigai deh karena pas pagi kata si polisi yang cewek pulang, tapi yang cowok jangan," katanya.
Pelaku Memang Sempat Datang ke Kos Korban
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan bahwa sebelum datang mengevakuasi mayat korban, pelaku sebenarnya orang terakhir yang pergi dari kamar kos korban yakni sekitar pukul 18.00 Wita.
Saat itulah pelaku diduga menganiaya korban dan memaksanya meminum obat penggugur kandungan. Pasalnya korban sedang hamil 4 bulan.
"Tanggal 10 (hari Sabtu) itu kan rangkaiannya dari 18.00 Wita, terus sebelum-sebelumnya itu sudah ada pertemuan (dan diduga terjadi penganiayaan)," kata Kombes Ngajib.
Dia mengatakan pelaku keluar dari kamar kos korban usai memaksanya meminum obat penggugur kandungan yang disertai dugaan penganiayaan. Selanjutnya, korban ditemukan tewas oleh tetangga kamar kosnya.
"Diduga (korban sudah meninggal saat pelaku keluar kos). Setelah itu kan tetangga kos-kosan yang bahwa korban meninggal karena tau pacarnya ini orang ini telepon pacarnya meninggal dia balik lagi ke situ barulah bareng-bareng ke rumah sakit," kata Ngajib.
Ngajib mengatakan pihaknya menyimpulkan Joshua sebagai terduga pelaku karena dia merupakan orang terakhir yang bertemu korban.
"Keterangan dari saksi-saksi, orang yang terakhir datang ke situ si laki-lakinya itu," kata Ngajib. (hmw/ata)
Posting Komentar untuk "Joshua Bunuh Pacar Mahasiswi Kehutanan Unhas Gegara Hamil"