Petani Merica Resah Dan Menolak Tambang Nikel di Luwu Timur

Lutim Media Duta Online,- Petani merica di sejumlah desa di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, melakukan aksi penolakan rencana PT Vale Indonesia Tbk melakukan penambangan nikel di Blok Tanamalia.

Pihak Vale mengklarifikasi telah membentuk forum warga dan membahasnya dengan warga, namun dibantah oleh warga dan salah seorang anggota forum.

WALHI Sulsel menilai penambangan nikel di Sulsel telah merusak ruang hidup warga, dan dampak buruk terhadap lingkungan hidup. Aktivitas penambangan nikel di Luwu Timur sendiri adalah yang terbesar di Sulsel.

 Ada dua perusahaan yang beroperasi bentang alam hutan Luwu Timur, yaitu PT Vale Indonesia Tbk, di Blok Sorowako dan PT Citra Lampia Mandiri, di Blok Landau, luas konsesinya mencapai 74.253,4 hektar.

Syamsul, seorang petani merica (lada) Desa Loeha, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, meradang. Aktivitas tambang yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk sebutnya telah membuat warga resah.

Para petani kemudian melakukan aksi penolakan dengan pemasangan spanduk di beberapa ruas jalan utama di desa itu. Tertulis spanduk ‘Petani Lada Melawan dan Tolak Tambang’. Ada sekitar 3.600 hektar merica yang menjadi sumber kehidupan utama masyarakat di Loeha Raya.

“Kebun merica yang membuat anak-anak muda di sini bisa berkuliah. Merica menyejahterakan kehidupan kami,” sebut Syamsul (15/5/2023).

Selain berdampak pada ekonomi warga, keberadaan tambang berpotensi pada kualitas alam yang mereka tempati.

“Aktivitas pertambangan tidak hanya menggerus sumber perekonomian kami, tapi juga berpotensi memberi dampak pada sumber air sungai, dan Danau Towuti.”

Posting Komentar untuk "Petani Merica Resah Dan Menolak Tambang Nikel di Luwu Timur"